Monday, May 7, 2018

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 06 Bahasa Indonesia


Chapter 06




Sudah sebulan semenjak aku bergabung dengan Pasukan Penyelamat. Dalam waktu yang sesingkat itu, tubuhku sudah sangat berubah.

Pertama, kemampuan fisikku sangatlah meningkat. Tentunya, ini merupakan hasil dari menjalani semua latihan neraka itu. Semua bagian tubuhku yang terlatih ini didapat dari melakukan lari, push-up, sit-up, dan berlari menaiki tangga. Usai menyelesaikan latihan tersebut, untuk kali pertamanya aku merasa sudah benar-benar pantas untuk bergabung dengan Pasukan Penyelamat.

Menurut Rose, alasan untuk melatih tubuhku adalah supaya bisa kabur dengan cepat dari musuh di medan perang. Tentunya bukan berarti semua itu hanya dilakukan semata-mata untuk kabur saja, tapi juga agar bisa membawa orang yang terluka dengan kecepatan penuh.

"Semakin cepat kau menolong mereka, maka semakin banyak pula nyawa yang bisa kita selamatkan", itulah yang Rose katakan selama latihan.

"Memang benar sih", apa yang kebanyakan orang pikirkan, tapi untuk melakukannya sangatlah sulit. Orang-orang yang terluka di medan perang harus dibawa dan dipindahkan kembali secara langsung. Percuma kalau kau enggak punya keberanian dan juga kemampuan.

Sanggup memahami itu setelah berada di sini selama sebulan, dengan penuh semangat kukatakan pada diriku sendiri, "Aku akan berjuang dalam latihan hari ini!"


            "Kita akan pergi."

Balikin semangatku, kumohon.

..... Oh iya, semenjak aku dipanggil ke dunia ini, aku hanya pernah ke kastil dan penginapan Pasukan Penyelamat.

Bagaimanapun juga, aku sudah diculik semenjak aku menginjakan kaki di sini. Biarpun aku enggak tahu tujuannya, untuk saat ini aku harus menemani Rose.

Anggota kelompok yang lainnya akan melakukan tugas mereka masing-masing dan enggak akan ikut bersama kami. Syukurlah, mereka itu makhluk yang patut dikasihani, tapi dalam hati aku mengejek mereka.

            "Bawa ini."

Rose memberikanku suatu ransel besar, yang ukurannya sekitaran tinggi badanku.

            "Apaan ini?"

Tanyaku, tapi Rose pergi menuju gerbang ke arah kota tanpa berkata apa pun.

Nn? Apa itu, Tong? Wajahnya terlihat seperti seroang prajurit yang mengantar pergi kematian rekannya. Kalau itu bukan apa-apa, maka enggak terlalu penting.

            "Ada apa? Ayo cepat."

Rose menunggu di pintu masuk. Entah bagaimana, aku punya firasat buruk. Firasat yang sangat enggak mengenakkan. Menentangnya sangatlah merepotkan; untuk saat ini aku lebih baik mengikutinya.


Mengunjungi kota untuk kali pertamanya adalah pengalaman anyar buatku. Di sini enggak ada banyak perlatan seperti di duniaku, tapi ada pasar yang dijejeri dengan toko-toko seperti yang kulihat saat masih kecil.

            "Kerajaan Lyngle adalah negeri dengan perdagangan yang makmur. Ada banyak orang yang datang dari negeri lain untuk bekerja di sini."

            "Begitu, ya.... Ah....."

Pada suatu toko yang menjual buah-buahan ada seorang gadis dengan telinga yang mirip rubah. Tindakannya agak mencurigakan untuk seseorang penjaga toko.

Dia salah seorang dari ras binatang buas, ‘kan?

Aku sudah dengar soal mereka sebelumnya, tapi saat melihatnya tepat di di depanku, entah bagaimana, aku merasa sangat terharu.

            "Jangan terus-terusan menatap ras binatang buas itu, bodoh. Aku tahu bagimu itu tak biasa, tapi buat mereka itu sangat tidak mengenakkan. Bahkan bisa saja kau ditangkap dan di bawa ke negeri mereka."

            "Ah, maafkan aku."

Memang, ini bukanlah tontonan atau apa pun. Tidak sopan untuk terus-terusan melongo seperti itu.

Saat aku hendak mengalihkan pandanganku dari gadis binatang tersebut, kebetulan mata kami saling bertatap. Mata gadis tersebut terbelalak, dan tatapannya tertuju pada wajahku.... Ini—

            ".... Keimutan adalah keadilan."

            "Hah? Kau bilang apa? Jangan mengatakan hal-hal yang tak bisa dipahami."

            "Ah, aduhh?!"

Tolong jangan tiba-tiba menyentil dahiku.

Nn? Tapi untuk beberapa saat ini, aku belum melihat ras binatang buas lainnya selain gadis tersebut....

            "Kau mungkin berpikir seharusnya ada lebih setengah-manusia dan ras binatang buas di sini karena banyaknya pekerja yang datang jauh dari kampung halamannya. Akan tetapi, masalahnya adalah perjalanan. Para bandit, penculik, dan pembunuh bayaran, kau harus berhati-hati terhadap sampah seperti itu. Selama mereka mengincar setengah-manusia, ras binatang buas sangat diincar karena beberapa di antaranya ada yang punya kemampuan yang sangat berharga. Selain itu, mereka juga dihargai sangat tinggi sebagai budak karena penampilannya."

            "Budak...."

            "Tentu saja, mempunyai budak di negara ini ilegal, tapi..... ada tempat-tempat di luar sana yang melegalkannya. Kau paham?"

            "Yah, kurang lebih."

Aku ngerti, tapi aku enggak bisa menyetujuinya. Perbudakan, buat orang biasa sepertiku ini, mana mungkin aku bisa menyetujuinya, tahu!

Oh iya, sebelumnya aku sudah melihat peta dunia. Negeri ras binatang buas itu benar-benar jauh dari Kerajaan Lyngle.

            "Buat mereka yang datang ke sini, bukankah sangat sulit?"

            "Memang benar... kita pergi ke tempat selanjutnya."

Seperti biasa, aku enggak tahu apa yang akan dilakukan Rose.

Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu dan menoleh kembali ke gadis binatang buas itu. Dia masih menatapku tanpa sekali pun mengalihkan tatapannya, hanya melihat ke arahku.

.... Rasanya agak menakutkan, jadi ayo cepat pergi.

Setelahnya, aku pun mengikuti Rose tanpa menoleh ke belakang.


Usai meninggalkan pasar, kami pun tiba di depan gerbang besar.

Arh? Apa mungkin kota-kota sekarang ini mempunyai semua itu? Itu sangat mengagumkan, disusun ganda sehingga kota ini mempunyai lapisan dalam....

.... Mana mungkin bisa begitu! Enggak peduli bagaimana kau melihatnya, ini adalah jalan keluar dari kerajaan!!

Rose memanggil penjaga yang tengah mengawas di dekat gerbang. Dalam sebulan ini, aku sudah menyadari sesuatu. Enggak peduli siapa pun yang diajak bicara oleh Rose, ekspresi mereka akan selalu berubah. Bagaimanapun juga, aku bisa dengan jelas melihat ketakutan pada wajah mereka sekarang.

            "Ou, sudah lama ya, Thomas."

            "Ro-Rose-san, selamat siang! Hari ini kamu punya urusan apa!"

            "Selamat siang, aku hanya ingin menunjukkan daerah pinggiran pada bawahanku."

Kalau aku terjemahkan, maka artinya itu seperti "Cepat bukakan gerbangnya."

Rose memang hebat, keberadaannya saja sudah membuat penjaga gerbang ketakutan.

            "Kami akan segera membukanya!"

            "Ou."

            "Rose-san, bicaramu seperti preman saja. Ah, erm bukan apa-apa kok, lupakan saja apa yang kukatakan."

Usai menghabiskan sebulan bersamanya, aku meningkatkan seberapa jauh aku bisa melakukan itu sebelum dia membentak.

Penjaga gerbang membukakan jalannya, kurasa aku melihat sesuatu yang berkilau di dekat mata mereka. Saat aku melewati gerbang, aku menundukkan kepala karena simpati pada para penjaga gerbang.

            "Rose-san, kita akan pergi ke mana sekarang?"

            "Ke hutan yang ada monsternya."

            "Ap?"

            "Akan membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke sana."

Maafkan aku. Aku enggak paham dengan kata-katamu.

Eh, jangan-jangan apa yang aku bawa ini adalah satu set perkemahan?

Kau ingin aku menghabiskan malam dan berjelajah di hutan yang ada monster-nya?!

Apa kau ini iblis?!

Sama sekali mengacuhkanku, Rose pun terus bejalan menyusuri jalan pegunungan.

Enggak, tunggu sebentar. Dia enggak bilang bakalan jadi situasi bertahan hidup! Aku enggak harus membuang semua harapan!!


            "Kita sudah sampai."

Di hadapan kami terdapat hutan yang agak suram.

Melihat hutan dari tepi tebing, Rose ada di belakangku dengan melipat lengannya.

            "Hutan ini juga dikenal dengan ‘Dark Lyngle’. Jangan kembali saampai kau memburu Grand Grizzly dan membawanya kembali. Tak ada batasan waktu."

Kayaknya aku benar-benar dilemparkan ke dalam situasi bertahan hidup. Tunggu, dibuku yang kubaca, Grand Grizzly, itu beruang grizzly biru yang hidup selama seratus tahun.... bukannya itu monster beruang yang sangat bahaya?! Kau benar-benar membenciku, ya?!

            "Tidak, mana mungkin aku membencimu, ‘kan?"

            "Pembohong!"

            "Ahh, merepotkan sekali. Pokoknya, jangan kembali sampai kau membawa seekor beruang. Saat ini, Grand Grizzly adalah monster yang bisa dengan mudah kau tundukkan. Tinggalkan barang-barang berharga dan persediaanmu di sini bersamaku, paham?"

            "Eh?! Kagaaak, jangan angkat aku!"

Aku menggelengkan kepalaku dengan kuat, akan tetapi Rose dangan entengnya membawaku bersama ranselku.

Wanita ini, sekuat apa sih dia sebenarnya?! Ahh kagak, hentikan pose kayak bisbol itu—

            "URAAA!!"

            "GYAAAAAAAAAAAAAAAH?!"

Gururu. Aku dilemparkan sembari berputar di langit.

Terlebih lagi, karena Rose sangat kuat, aku enggak melambat sama sekali. Kalau terus begini, apa aku akan mati kayak gini?

Penyebab kematian : dilemparkan oleh pemimpin Pasukan Penyelamat.

Ini kagak lucu.....

Saat aku mulai melembat, aku turun ke dalam pegunungan. Di bawahku ada berbagai pepohonan yang lebat.

Mana mungkin aku membiarkan diriku mati seperti ini.....

Aku membalikkan diriku. Menghadap langit, aku memperoleh kembali keseimbanganku. Di punggungku ada ransel besar. Aku bisa mengurangi benturannya menggunakan ini. Sembari melindungi wajah dengan tanganku dan bersiap untuk jatuh, aku benar-benar terlempar ke ‘Sarang Binatang Buas’ dengan monster yang tengah mencari mangsa.


Benturan dari pendaratannya enggak sekuat yang kukira. Biarpun nyatanya pepohonan hancur karena jatuhku, itu juga berkat ransel besar yang kagak guna ini.

Akan tetapi, aku enggak akan pernah berterima kasih pada wanita itu. Sampai aku membawa pulang Grand Grizzly, dia mungkin akan melemparkanku lagi ke sini.

            "Ini menyebalkan, tapi kurasa aku enggak punya pilihan selain menurutinya dan menundukkan Grand Grizzly."

Lagian, itu cuma beruang yang tingginya 2 meter. Aku sudah berhasil melewati latihan neraka, dibandingkan dengan itu, beruang mah pasti jauh lebih gampa—

            ""GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!"

            "Eh......?"

Dari suatu tempat di hutan, aku mendengar suara raungan binatang buas. Lalu, suara langkah kaki berat, semakin keras dan lantang saat mereka semakin dekat denganku.

Dari sana, aku kabur bersamaan dengan kelinci yang terkejut. Biarpun aku adalah Usato, ini mah.....!

*Nama keluarga Usato juga mempunyai karakter yang artinya kelinci.

            "Bagaiamanapun juga, manusia mana mungkin menang melawan kekuatan fisik biantang buas!! Pokoknya, aku harus menggunakan otakku dan menyusun strategi untuk menundukkannya!!"

            "GUOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"

            "Dia mengejarku?!"

Menoleh ke belakang, ada beruang putih besar berkuran sekitar 3 meter. Itu adalah Grand Grizzly yang tengah berlari dengan merangkak ke arahku.

Aku sudah bertemu dengan targetku saat memasuki hutan, tapi ini jauh lebih menakutkan dari yang kubayangkan.

Bahkan di kebun binatang saja aku belum pernah melihat beruang besar dengan cakar dan taring seperti itu.

"Apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku lakukan?!"

Apa yang harus aku lakukan untuk melawan beruang?!
  1. Pura-pura mati.... itu mah cuma mitos tapi kalau aku mencobanya, rasanya aku akan dimakan.
  2. Pake lonceng buat mengusirnya...... tapi aku enggak punya.
  3. Kabur...... aku percaya diri dengan kakiku.

Strategi sudah diputuskan. Aku cuma bisa kabur!!

Aku berlari. Seekor beruang sepertimu, apa kau benar-benar bisa menandingi kecepatanku?!

            "GUOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"

            "Kau mengikutiku?! Hieeeh!"

Menoleh ke belakang, aku bisa melihat beruang itu mengejar.

Mungkin sudah agak telat, tapi aku ingat dari acara TV yang aku tonton dulu bahwa kecepatan lari seekor beruang liar bisa sampai 40 hingga 60 km/jam.

Kalau diterapkan pada beruang raksaksa di sini, aku yakin beruang itu punya kecepatan yang lebih mengerikan..... bukannya ini benar-benar bahaya?!

            "..... Tenang saja, aku akan melawanmu satu lawan satu!! Kalau kau ingin memakanku, cobalah tangkap aku!! Aku akan menjauh darimu!! Ayo sin—!"

            "GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"

            "GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!"

            "GUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!"

            "..... Nambah jumlah mah pengecut!"

Ini mah kagak adil!

Saat berlari menjauh dari Grand Grizzly, sekarang ada beberapa beruang biru lainnya. Sebelum aku menyadarinya, mereka tambah banyak!

Emangnya kau ini boneka matryoshka!

            "Kampret! Ransel ini ganggu!"

Akan tetapi, aku tak bisa membuangnya. Seharusnya ada peralatan bertahan hidup yang diperlukan di dalamnya.

Kelihatannya beratnya sekitar 100 kg. Aku agak khawatir dengan isinya karena ini berat, tapi namanya juga Rose. Pasti ada sesuatu yang bermanfaat, aku yakin.

Akan tetapi—

            "Mau sampai kapan aku terus lari dari....."

            """GUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!"""

Atau mungkin lebih tepatnya, aku penasaran apa aku bahkan bisa keluar dari hutan ini.


⟵Back         Main          Next⟶



Related Posts

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 06 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh

1 komentar: