Tuesday, April 3, 2018

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 51 Bahasa Indonesia


Arc 2.5 (Selingan)

Chapter 51 – Di Desa Avian ②




Bam! Bam! Bam!

Laura mendengar suara ketukan pintu yang keras, ia pun bangkit dari tempat tidurnya. Begitu ia membuka pintu, ia melihat ketiga orang petualang yang dipekerjakannya. Party-nya terdiri dari seorang anak lelaki dan perempuan yang usianya bahkan belum genap sepuluh tahun, dan seorang lelaki remaja.

            "Bagaimana hasilnya? Oh, anak itu—"

Dia melihat seorang gadis kecil yang bersembunyi di belakangnya Wynn dan Leti, gemetar ketakutan. Laura pun langsung mengira kalau gadis itulah pencuri yang selama ini mereka cari.

            "Masuklah."

Dia pun mengajak mereka masuk. Untuk sesaat, matanya terbelalak begitu melihat sayap pada punggung gadis itu. Ketiga anak tersebut pun masuk, namun Paul masih tetap berada di luar.

            "Nyonya Laura, aku harus kembali ke guild. Boleh aku memintamu untuk melakukan sesuatu?"

Paul meminta Laura untuk menanyakan kondisi gadis itu setelah dia tenang, sementara dia pergi ke guild.

            "Begitu, ya. Memang akan lebih baik kalau aku yang menanyai keadaannya"

            "Maafkan aku. Rasanya agak aneh karena kaulah yang mempekerjakan kami, tapi...."

            "Tak apa. Aku bisa menanyainya, kok"

            "Ah, kalau begitu kuserahkan padamu. Ah, kalau begitu, Wynn....."

            "Karena kau akan kembali ke kota, apa kau ingin meminjam kuda? Apa kau bisa menunggangi kuda?"

            "Itu sangat membantu"

Paul pun lekas berangkat ke Simurgh usai dipersiapkan kuda oleh Laura. Usai melihatnya pergi, Laura pun kembali masuk ke rumah.

            "Nah, sekarang bagaimana kalu kuhangatkan air supaya kau bisa membersihkan dirimu? Seorang gadis sepertimu seharusnya tak kotor begini"

Laura tersenyum ramah pada gadis Avian, yang mendongak ke arahnya dengan sayap terlipat.

***

            "Maaf! Apa ada yang bisa membantuku melakukan misi penaklukan?!"

Meski sudah larut malam, Guild Petualang Cabang Timur masih dipenuhi oleh para petualang yang mondar-mandir di sekitar. Banyak monster yang aktif di malam hari, jadinya guild petualang pun terbuka sepanjang waktu. Semua mata terpusat pada Paul, yang menerobos masuk dengan suara keras.

            "Memangnya ada apa?"

Tanya seorang resepsionis guild padanya. Lila pasti tengah istirahat.

            "Goblin. Kuyakin ada Goblin di dekat desa itu. Aku membunuhnya satu, tapi kita mesti cepat membuat kelompok untuk menaklukan sisanya"

            "Kalau cuma Goblin, tidak bisakah party-mu mengatasinya? Atau kau cuma sendirian?"

            "Party kami ada tiga orang, tapi dua orang yang lainnya cuma anak-anak pemula!"

Teriak Paul. Goblin mampu mencium bau darah dari salah satu kawanan mereka bahkan dari jarak yang bermil-mil jauhnya. Makanya, usai membunuh Goblin di desa Avian, Paul meminta Leti untuk menerbangkan mereka berempat. Kini Desa Avian mungkin dikerumuni para Goblin yang terpikat oleh darah Goblin yang mati. Apalagi, Goblin cenderung memusuhi mereka yang telah membunuh salah satu dari jenisnya. Mereka mampu mengetahui bahwa manusia lah yang membunuhnya lewat baunya, lalu mereka akan menyerang desa-desa dan para pengelana terdekat. Para Goblin tersebut mesti dibasmi sebelum itu terjadi.

            "Mau bagaimana lagi. Kami akan membantumu kalau kau mengantarkan kami ke tempat itu, tapi itu juga tergantung imbalannya"

            "Yang benar? Kalau begitu, akan kuantar. Permintaanya juga ditengahi oleh guild, jadi seharusnya imbalannya juga dicatat"

Paul memberitahu resepsionis bahwa Lila sudah memperoses permintaan tersebut. Resepsionis tersebut pun mengangguk dan mengeluarkan binder dari balik konter untuk menunjukkannya pada petualang berusia sekitar empat puluh tahunan yang menawarkan diri untuk membantu. Dia lalu bertanya pada Paul secara merinci soal bagaimana mereka bertemu dengan Goblin sembari melihat-lihat bindernya.

            ".... Baiklah. Sepertinya imbalannya juga tak ada masalah. Party kami akan mengambil pekerjaan tersebut"

            "Terima kasih banyak. Aku Paul"

            "Aku Oort. Salam kenal. Akan kuperkenalkan anggota party-ku lainnya yang di sana."

Pria tersebut pun membawa Paul ke meja tempat anggota party lainnya berada. Sikap tenang mereka menunjukkan kalau party Oort terdiri dari para petualang yang berpengalaman. Paul pun menghela napas lega, bisa dengan mudahnya mendapat bantuan yang kompeten.

            "Pemuda itu Louis. Seperti yang kau lihat dari tombak yang ada di meja, dia pengguna tombak"

            "Salam kenal."

Louis adalah seorang pemuda berusia dua puluhan, dengan rambut abu-abu yang dikuncir kuda. Dia menyapa Paul dengan mengangkat gelas birnya. Pelindung dadanya mempunyai banyak penyok dan goresan. Paul juga bisa melihat tangannya yang tebal dan berotot.

            "Lalu, ini Eliza. Dan yang sangat mengejutkannya—dia seorang penyihir!"

            "Aku Eliza. Salam kenal"

            "Oh!"

Dia pun berusia dua puluhan. Dia mengenakan jubah longgar dengan rambut cokelat gelap panjang. Dia tak terlihat membawa senjata, jadi mungkin bertarung hanya dengan menggunakan mantera.

            "Sangat meyakinkan untuk mempunyai seorang penyihir bersama kita!"

Paul pun menjabat tangan yang diulurkan Eliza dengan penuh semangat. Beberapa pengguna sihir memperkenalkan dirinya sebagai penyihir. Suatu party petualang yang mempunyai seorang penyihir pasti sangat diminati. Dan secara langsung akan dianggap tingkat pertama.

            "Lalu terakhir, aku sendiri. Aku pengguna kapak dan tameng"

Oort menunjuk ke kapak satu-tangan besar dan tameng besinya yang berada di sebelah tombaknya Louis.  Dia mempunyai rambut cokelat kemarahan dan berjenggot. Paul pun mencoba membayangkan Oort saat memegang senjatanya.

Musuh-musuhnya mungkin akan kocar-kacir saat melihatnya, ‘kan?

Pengguna kapak, tombak, dan seorang penyihir—itu party yang sempurna.

            "Aku Paul. Aku pengguna pedang. Aku sangat bersyukur party seperti kalian ada di sini untuk membantuku mengalahkan para Goblin. Rasanya seperti menyia-nyiakan kemampuan kalian"

            "Tak masalah! Terus, bagaimana dengan anggota party-mu?"

            "Mereka ada di rumahnya klien. Mereka cuma dua orang anak kecil"

Paul merasa agak malu. Dibandingkan dengan party-nya Oort, party-nya hanyalah sekelompok anak-anak. Sungguh tak masuk akal untuk menempatkan mereka pada level yang sama.

            "Hahaha, kami tak keberatan, kok. Kalian para pemula sudah bekerja dengan baik untuk melakukan penyelidikan awal. Sekarang giliran kami untuk meneruskannya"

            "Tak ada seorang pun yang langsung jadi veteran. Banggalah pada dirimu sendiri"

            "Ah, terima kasih"

            "Karena kita sudah saling memperkenalkan diri, sekarang aku ingin membahas rincian permintaannya"

Oort pun menaruh lembar permintaan yang sudah diberikan resepsionis padanya di meja. Louis dan Eliza pun menunduk untuk melihat lembaran tersebut.

            "Paul bertemu dengan Goblin, dan kita harus menaklukan sisanya sebelum mereka meyerang desa-desa di dekatnya"

            "Aku penasaran, apa di sana ada Raja Goblin"

            "Harusnya ada. Tapi, ia bukan tandingan kita. Party Paul akan mengantarkan kita ke lokasi sebenarnya. Karena mereka masih pemula, akan kita tangani sebagian besar penaklukannya. Imbalan untuk penaklukannya buat kami, dan imbalan buat penyelidikanya buat party-mu. Apa itu tak apa?"

            "Tidak masalah"

            "Kalau begitu, ayo bersiap-siap untuk pergi!"

***

            "Maaf, membuat kalian menunggu! Hah?"

Usai kembali dengan membawa para petualang bersamanya, Paul pun menerobos masuk ke rumah Laura. Dia melihat ketiga orang anak yang sedang makan sisa rebusan di dekat perapian. Dia mengenali Wynn dan Leti, tapi di sana ada satu orang lagi.

            "Apa dia....  Avian yang itu?"

Selama dia pergi, bukan hanya mandi, tapi rambutnya pun dirapikan. Sayap-sayap putihnya pun memancarkan cahaya keperakan pada api unggun. Dia salah satu ras Avian, yang menandingi High-Elf, dan dikabarkan dekat dengan para dewa dan roh. Dia cantik, hampir serupa dengan boneka. Pakaian yang dikenakannya mungkin milik Laura yang dipinjamkan padanya karena digulung agar muat buatnya. Dibagian belakang pakaiannya pun dibuat lubang untuk sayapnya.

            "Ini kali pertamanya aku melihat Avian"

Seru Eliza yang terengah-engah.

            "Kelihatannya dia sudah melalui banyak hal"

Ucap Laura pada Paul. Melihatnya yang kelaparan melahap sup tersebut membuatnya terlihat seperti anak normal ketimbang makhluk legenda.

            "Dia masih sangat muda....."

            "Apa kau tahu apa yang terjadi?"

            "Ya."

Gadis tersebut namanya Evelina. Suatu hari, orang-orang berkepala anjing dan Goblin menyerang desanya. Itu terjadi saat tengah malam. Orangtuanya menyuruhnya untuk bersembunyi di dalam rumah, lalu ia pun berlindung di bawah tempat tidurnya. Dia mendengar suara pekikan dan teriakan dari luar. Lalu, rumahnya pun terbakar. Dia akhirnya pingsan karena ketakutan. Begitu dia sadar, sudah sunyi. Dia beruntung, karena rumahnya tak sepenuhnya terbakar. Tapi hanya dialah satu-satunya yang selamat.

Paul dan Oort mengamati gadis tersebut, yang makan sup dengan tenang. Eliza menangis.

            "Ayo kita balaskan dendamnya"

Ketiga petualang lainnya pun mengangguk.

            "Orang-orang berkepala anjing, ya...."

            "Ketimbang orang, lebih tepat untuk menyebut mereka fiend. Meski, kelihatannya tak terlalu begitu berbeda dengan Evelina"

Ralat Eliza pada Oort. Kedua party petualang duduk melingkar, dan Evelina duduk pada pangkuannya Laura. Dan Laura pun memeluknya erat-erat.

            "Saat aku memikirkan makhluk berkepala anjing, aku kepikiran Kobold, atau mungkin semacam therianthropes?"

Dominasi para manusia binatang mencapai bagian selatan benua Alfana. Mereka jarang terlihat di Kekaisaran Lemmroussel, yang berada di bagian utara benua. Di bagian utara kebanyakan para prajurit bayaran atau para petualang, sesuai dengan tubuh mereka yang besar.

*Ada perubahan terjemahan dari sumber inggrisnya, Kekaisaran Remulshil > Kekaisaran Lemmroussell.

            "Aku pikir manusia binatang dan monster takkan bergabung, jadi kemungkinan besar itu Kobold"

Kobold, serupa dengan Goblin, bereproduksi dengan cepat. Mereka juga mempunyai kemampuan untuk menggunakan senjata sederhana, namun kekuatan mereka tak berbeda jauh dengan Goblin.

            "Jadi, tempatnya di mana?"

            "Oh iya, aku penasaran seberapa jauh kalau dengan jalan kaki, ya....."

            "Hah? Bukankah seharusnya kau mengetahuinya? Kau sudah pernah ke sana sekali ‘kan atau kau kebetulan menemukan tempat itu saat melakukan pencarian?"

            "Tidak, um sebenarnya.... kami terbang ke Desa Avian"

            ""Apa?!""

Party Oort menatapnya seolah dia sudah gila.

Ya, kalian pasti berpikir begitu.

Dia lega bahwa reaksinya takklah aneh.

***

            "Oho! Ini sungguh hebat!"

            "Ini menyenangkan!"

            "Enggak mungkin..... enggak mungkin, enggak mungkin, enggak mungkin! Ini kagak mungkin!"

Oort dan Louis bersenang-senang melihat ke sekeliling mereka, namun Eliza, sang penyihir, menyangkalnya. Keenam petualang tersebut terbang ke Desa Avian dalam gelembung bercahaya yang sama.

            "Dia melakukannya tanpa mantera, dan untuk orang sebanyak ini.... a-aku tak mempercayainya"

            "Ada apa, Eliza? Gadis ini benar-benar hebat! Dia mungkin lebih hebat darimu, ‘kan?"

            "Ini sudah pada level yang benar-benar berbeda"

Seru Oort pada Eliza dengan suara riang.

            "Apa kau paham seberapa banyaknya ini melawan akal sehat sihir?! Supaya bisa terbang di udara itu sulitnya bukan main. Dan dia bisa melakukannya, tanpa mantera lagi! ‘Aku seperti bisa melakukannya saja,’ katanya. Bahkan seorang penyihir kerajaan juga pasti akan melongo"

            "Umm, Eliza, apa ini benar-benar hebat?"

Eliza tak bisa tenang dengan situasi yang tak bisa dipercaya ini. Paul pun dengan takut mengajukan pertanyaan.

            "Penggambaran sangatlah penting untuk mengaktifkan sihir. Anggap saja seperti menggambarkan mental apa yang kau inginkan terjadi. Ini bukanlah pemikiran yang samar-samar, harus gambaran yang jelas. Suatu lantunan mantera membuatmu bisa memperkuat gambarannya lebih jelas untuk mewujudkan perubahan, tetapi gadis ini hanya mengeluarkan kekuatan sihirnya tanpa mantera dan mengaktifkannya sesukanya"

Eliza menatap Leti, orang yang mengaktifkan mantera penerbangan.

            "Sederhananya, ini menentang semua hukum sihir! Bagi para penyihir lainnya, ini sungguhlah mustahil!"

Leti adalah orang jenius bawaan dari lahir dalam memanipulasi kekuatan sihir. Seperti seseorang sudah mengajarinya dasar-dasar sihir. Tapi sepertinya dia tak tahu menahu selain dasar-dasarnya. Dari apa yang Eliza katakan, kalau Leti hanya memerlukan kekuatan sihir secangkir saja untuk membuat mereka terbang, Leti menuangkan kekuatan sihir seember air ke dalam cangkir. Namun kelihatannya mereka bisa terus terbang selamanya. Pasti gadis itu mempunyai kekuatan sihir yang tak ada habisnya. Kalau dia mendapat lebih banyak pengetahuan soal sihir......

            "Gampangnya, gadis muda ini adalah orang yang sangat hebat. Mengerti"


            "Memang siapa sih dia ini?"
Keempat petualang lainnya pun memusatkan perhatiannya pada Leti. Tak menyadari tatapan kagum mereka, Wynn dan Leti tertawa gembira saat mereka terbang melintasi langit.

⟵Back         Main          Next⟶




Related Posts

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 51 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh