Monday, April 30, 2018

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 04 Bahasa Indonesia


Chapter 04


Buku Harian Latihan

Diberitahu Rose-san untuk menulis buku harian, aku pun akan menulisnya mulai dari hari ini.

Aku enggak tahu cara menulis menggunakan huruf-huruf di dunia ini, tapi baguslah kalau ini akan menjadi hal yang pribadi.

Akan kulakukan dengan baik, akan kutuliskan semua kesebalan harianku di sini.

Hari Pertama

Untuk saat ini, aku harus menuliskan soal kejadian hari ini.

Kemarin, sehabis dikasih tahu oleh Tong soal latihan neraka; enggak disangka, ternyata mudah.

Mula-mula, aku disuruh agar bisa merasakan kekuatan sihir. Aku bisa melakukannya dengan mudah.

Di pertengahan dadaku, aku merasakan perasaan hangat yang memenuhiku. Rupanya, itu adalah perasaan dari kekuatan sihir. Setelahnya, aku dikasih tahu Rose-san supaya bisa mengambil kekuatan sihir tersebut dari luar tubuhku.

Sehabis latihan sihir, aku mempelajari informasi mengenai dunia ini.

Sembari duduk di atas meja, dia menyerahkan suatu artikel beserta perintah padaku; "Baca itu", hanya itu yang dikatakannya. Sensei, yang barusan kau katakan itu enggak masuk akal, lo.

Mana mungkin aku bisa membaca huruf-huruf dunia ini! Lalu, aku pun meneriakkan keberatanku padanya.

Menurut Rose, para pahlawan yang dipanggil mempunyai sihir penerjemah otomatis yang tertanam padan mereka.

Dengan ragu, aku pun membuka artikel tersebut untuk melihatnya. Memang, aku bisa membacanya kalau itu hanya sekedar kata-kata saja. Aku sangat tercengang.

Sekali lagi, sihir itu memang mantap jiwa.

Rupanya, ada makhluk yang disebut monster di dunia ini. Rasanya sudah macam RPG saja. Aku yang berpikir begitu pun, terkuasai oleh perasaanku sendiri dan menyuarakan pemikiranku dengan suara aneh. Lalu, Rose-san pun memukulku.

Rasannya sakit sekali.

Saat kusedang membaca di dalam hati, aku pun mulai mengetahui berbagai macam ras di dunia ini. Di antaranya, yakni Elf, Beastmen, dan lain-lain. Ada berbagai ras yang sering kau lihat di dalam gim.

Selain Kerajaan Lyngle, ada berbagai negara lainnya juga. Namun, sebagian besarnya adalah negara manusia.

Saat kusedang membaca buku yang besar dan tebal di dalam hati, Rose-san duduk pada kursi di depanku dengan terdiam.

Tapi, semisal latihanku setiap harinya memang macam ini, aku bisa mengatasinya, ‘kan?

Akan tetapi, Tong menatapku dengan iba, dan ini membuatku prihatin.

Terserah ah, besok aku akan tetap berlatih.

Hari Kedua

Aku banyak belari.

Hari Ketiga

Aku lari sampai seluruh otot-otot pada tubuhku terasa nyeri.

Aku enggak dikasih istirahat. Saat aku pingsan, Rose-san memulihkan tubuhku dan membuatku berlari lagi.

Aku enggak ingin bilang terima kasih. Lagian, orang ini beneran aneh. Berkata seperti "Latihlah kakimu, maka kau takkan mati" atau "Rasakan kekuatan sihirmu saat berlari".

Aku ini bukan budaknya. Kuucapkan itu padanya dan dia menjawab, "Lakukan ini seolah kau akan mati, kalau kau mati, aku akan menyembuhkanmu".

Di hadapan orang ini, bahkan mati saja terasa melegakan.

Setelahnya, Rose-san memberitahuku "Kakiku kelelahan!", lalu dia pun diam-diam menepuk sisi pahaku.

Saat aku berguling-guling kesakitan, rasa sakitnya pun hilang.

            "Nyeri otot sudah dipulihkan secara paksa. Dengan ini, kakimu sudah sembuh. Cepat lari lagi sana, sampah."

..... Dia benar-benar berbahaya.

Hari Keempat

Hari ini aku bergabung bersama anggota kelompok lainnya.

Aku menjalani latihan otot. Ini mah lebih ke latihan prajurit ketimbang latihan tim penyelamat.

Sembari menariak-neriakkan teriakan aneh supaya lebih bersemangat, kami berlari habis-habisan selama berada dalam kecepatan yang berdekatan. Tentu saja, aku tertinggal.

Ditambah, Rose-san melihat ke arahku dan berkata, "Oi, ada serangga yang ketinggalan nih?".

Kazuki, selamatkan aku.

Hari Kelima

Bertanya-tanya apa sinyal SOS dalam benakku tersampaikan, Kazuki dan Inukami-senpai pun muncul.

Tampaknya, keduanya mengambil latihan di kastil. Sebagian besar latihannya mencakup pedang dan sihir.

Para pengajarnya adalah sang penyihir Welsey-san, dan Komandan Pasukan bernama Sigris-san.

Menurut Welsey-san, Sigris-san adalah orang yang sangat ketat, tapi orangnya juga baik.

Ada juga putri raja, Tuan Putri Seria. Dia kerap kali mengikuti Kazuki latihan. Seperti raja, dia juga baik, atau menurut senpai; orangnya sangat baik.

Aku enggak bisa berkata apa-apa.

Lo? Aku heran, apa Kazuki dan senpai ada di tempat yang berbeda denganku di dunia ini.

Kenapa Kazuki dan senpai punya fantasi yang pantas?

Aku ditanyai tengah melakukan apa, tapi aku hanya bilang pada mereka bahwa aku hanya berlari.

Mereka menunjukkan eksrepsi wajah bertanya-tanya, tapi Inukami-senpai sendiri tengah melihat bagian kakiku dan menelan ludah.

Dia bertanya apa boleh menyentuhnya sebentar, namun dia bernapas berat, jadinya aku mengabaikannya.

Semuanya juga lagi berjuang. Makanya, aku juga harus berjuang lebih keras.

Hari Keenam

Aku lari seharian.

Saat aku tengah berlari, aku sadar bahwa cahaya hijau pucat berkumpul di tanganku.

Saat itu aku berpikir, "Apa ini diperlukan sekarang?".

Hari ini Rose-san adalah seorang Mak lampir ganasberdarah dingin.

Enggak bisa membaca ini semua memberikanku alasan untuk menulis hinaan.

Hari Ketujuh

Maafkan aku karena menjelek-jelekkanmu.

Hari Kedelapan

Aku menarik kembali kata-kataku kemarin lusa, sihir penyembuhan sangat diperlukan.

Hari Kesembilan

Sihir Penyembuhan memang sangat diperlukan.

Hari Kesepuluh

Aku bisa menyadari kondisi mentalku yang jadi berat.

Aku sudah sampai bisa melepaskan sihir dari tubuhku. Enggak peduli seberapa banyak aku lari, aku enggak merasa lelah lagi.

Membuatku lesu tiap harinya...... aku bertanya-tanya, apa alasannya.

Aku sudah muak dipanggil menyusahkan oleh Rose-san.

Kakiku terasa nyeri, tapi aku memulihkannya menggunakan sihir penyembuhanku.

Hari Kesebelas

Mulai hari ini, menu baru ditambahkan.

Itu adalah push-up.

Untuk saat ini, aku dikasih tahu untuk melakukannya seribu kali.... dan aku benar-benar melakukannya sembari menggunakan sihir penyembuhan.

Entah kenapa, Rose-san menunjukkan wajah puas pada keadaanku. Apa ada sesuatu di wajahku, aku penasaran?

Hari Kedua Belas

Dari pagi hingga siang aku terus berlari. Lalu aku melakukan push-up hingga malam.

Selain itu, enggak ada yang bisa ditulis lagi. Kalau harus..... entah bagaimana, tubuhku jadi terasa ringan.

Hari Ketiga Belas

Perasaan apa ini...... saat aku menyadarinya, pemberat dilekatkan padaku. Ini berat banget.

Saat aku lagi lari, ada penjaga yang melihatku, tapi kemudian segera menjauh dan berhenti melihat ke arahku.

Hari Keempat Belas

Si Tong kampret, ngambil jatah makan siang gua.

Si kampret, kagak bakalan gua maafin....!

Kalau dipikir-pikir, sudah dua minggu semenjak aku mulai berlatih.

Hah, emang tujuanku datang ke sini buat apa?

⟵Back         Main          Next⟶



Related Posts

Chiyu Mahou no Machigatta Tsukaikata Volume 01 Chapter 04 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh