Sunday, January 7, 2018

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 44.5 Bahasa Indonesia


Arc 2

Chapter 44.5 – Hadiah Ulang Tahun





Penginapan Pengelana Bird’s.

Setiap malamnya, petualang, pedagang, dan pengelana yang kelelahan mencari tempat beristirahat di sana. Baik orang asing maupun kenalan akan sama-sama minum dan makan bersama saat mereka melakukan perundingan dan berbagi kabar antar satu sama lain. Mereka tertawa dan berteriak bersama, dan terkadang, saling bertengkar.

Setiap harinya, penginapan itu dipenuhi dengan semangat. Tetapi, saat malam tiba, hiruk piuk pun akan mereda, seakan itu tak pernah terjadi. Setelah pegawai penginapan selesai membereskannya, mereka akan tidur, dan penginapan itu pun akan benar-benar sunyi.

Dia menggigil. Bagian dalam gubuk tak lebih hangat dari udara di luar. Wynn mengunci pintu dan meregangkan tubuh lelahnya, yang telah bekerja dari pagi hingga larut malam.

Dinginnya.

Awan tebal menutupi langit malam.

Dinginnya angin malam membelai kulitnya. Dia saling menggosokkan kedua tangannya yang kasar dan berlari pelan di tempat. Hanna memberikannya pakaian bekas Mark dan Abel, tapi pakaiannya tak bisa menghalau udara dingin, jadi dia tak punya pilihan selain menggerakkan tubuhnya.

Turun salju,ya. Kuharap tak terlalu banyak salju yang turun.

Setelah sedikit menghangatkan tubuhnya, Wynn menyelinap ke kain bulu yang digunakan sebagai selimutnya.

Dia juga menerima beberapa pakaian kulit hangat, tapi pakaian itu digunakan sebagai bagian dari selimutnya. Sambil terbangun, dia dapat menggerakkan tubuhnya agar hangat. Juga, dapur tempat dia bekerja pun hangat.

Akan tetapi, saat dia tidur, lain lagi ceritanya. Perasaan menggigil membuatnya tak bisa tidur dengan nyenyak. Masalah ini juga mempengaruhi banyak orang yang tidur di jalanan.

Sekitar saat tahun ini, selagi joging pagi di sekitar kota, dia melihat banyak orang yang tidur di jalanan menggigil kedinginan. Suatu waktu, Leti ketakutan oleh mayat yang membeku, jadi sekarang, dia hanya membawa Leti melalui jalan-jalan yang mempunyai ketertiban umum yang lebih baik.

Semakin cepat aku tidur, semakin cepat pula aku bisa bangun untuk berlatih.

Setelah seharian bekerja, Wynn menyerahkan tubuhnya yang kelelahan pada rasa kantuknya.

*krek*

Dia mendengar suara pintu yang bergetar.

Anginnya cukup kencang

Wynn mengabaikannya dan terus berusaha untuk tidur.

*krak*

Dia sadar bahwa itu tak mungkin angin. Kedengarannya seakan ada yang mencoba membuka pintu.

Siapa ya, pada jam segini?

Takkan ada pencuri yang ingin mencuri dari gubuk kecil semacam itu.

Wynn mennggosok matanya, lalu membuka kunci pintunya.

            “Onii-chan!”

Seorang gadis kecil berlari melewati pintu yang terbuka, dan masuk ke gubuk kecilnya Wynn.

            “Huh? Leti? Kenapa kau ada di sini?”

Leti adalah teman masa kecilnya Wynn, seorang gadis yang berusia 7 tahun. Leti mendekap Wynn yang terkejut, terisak-isak sembari terus mengatakan, “Onii-chan, Onii-chan!”.

Tubuh Leti yang hangat dan lembut, pakaiannya yang tebal memberikan Wynn sedikit rasa hangat dari dingin yang menusuk tulangnya, tapi masalah seorang gadis yang menangis menantinya.

Terelpas dari kenyataan bahwa salju sudah mulai turun, ia pasti telah pergi dari rumahnya dan menahan dinginnya angin yang membeku. Ia mengenakan pakaian yang hangat, tapi ia masih merasakan dingin sampai ke tulangnya.

Wynn pergi ke dapur dan menuangkan segelas susu. Dia menambahkan sedikit gula pada gelasnya, dan menyerahkannya pada Leti, berusaha untuk menghiburnya.

Susu dan gula cukup mahal, dan Hanna akan sangat memarahinya bila ia menggunakannnya tanpa izin. Tetapi, ia yakin kalau Hanna akan memaafkannya bia itu untuk Leti.

Dalam kasus terburuk, Wynn bersedia menerima hukuman demi menghibur Leti.

Setelah meneguk segelas susu hangat, Leti pun mengehela napas dan mulai menceritakan pada Wynn apa yang telah terjadi.

            “Demi debutnya Leti, keluarga Leti akan mengadakan perayaan ulang tahun untuk ulang tahun Leti yang kedelapan”

            “Aku tak ingat pesta ulang tahun kakak lelakiku, tapi untuk ulang tahun kedua kakak perempuanku, banyak orang yang diundang dan ada jamuan besar dengan banyak manisan. Ada banyak hadiah juga”

Lalu, tak biasanya bagi mereka, saudarinya membual mengenai hadiah untuk adik perempuannya, yang mempunyai sebuah ruangan di bagian belakang rumah, saat mereka mengunjunginya.

            “Saat kau berusia delapan tahun, kau akan mendapatkan gaun yang cantik, manisan, dan hadiah yang sangat banyak!”

Mata Leti berkilau dengan gembira saat memikirkannya.

Jadi saat aku berumur delapan tahun, aku akan makan dengan seluruh keluargaku, bersama? Kita akan saling mengobrol setiap hari?

Leti sangat begitu menantikan hari itu. Ia telah menantikan untuk bisa memakan manisan yang akan diterimanya bersama dengan Onii-chan tercintanya.

Lalu, akhirnya, ulang tahun yang telah lama dinanti itu pun tinggal satu hari lagi. Akan tetapi, harapannya pun musnah.

            “Kau tak boleh pergi ke luar. Kau kurang bertata krama, dan tarianmu pun sangat buruk. Dan kau bahkan belum bisa menulis! Sungguh memalukan! Kau dilarang meninggalkan kamar!”

Pesta ulang tahunnya pun berakhir bahkan sebelum dimulai.

Itu tak benar! Aku tahu tata krama. Aku bisa menari dan aku pun tahu bagaimana cara menulis!

Ia belajar membaca dan menulis bersama Wynn. Apalagi, setiap saat ia akan memilih sebuah buku untuk ditunjukkan pada Wynn. Tanpa disadari, ia secara perlahan bisa membaca buku-buku sihir tingkat lanjut. Lewat latihan menari bersama Wyn, kemampuan fisiknya menjadi sangat baik untuk anak seusianya.

Tentunya, tata kramanya belum sempurna, tapi bagi seorang gadis seusianya masihlah bisa dierima.

Sanggahan Leti tak pernah menjangkau orang tuanya.

Itu karena baron yang merupakan mantan guru pribadinya Leti telah menyerah untuk mengajarinya, menyatakan bahwa ia adalah seorang pelajar yang tak kompeten.

Akan tetapi, Leti sama sekali tak mengetahuinya.

Ia hanya bisa pergi merangkak ke tempat tidurnya dengan sedih. Ia telah berusaha untuk mencari tahu apa kesalahan yang telah diperbuatnya, tapi tak dapat menemukan jawabannya. Akhirnya, rasa kesepiannya pun mendorngnya untuk pergi ke gubuknya Wynn.

Leti selesai menceritakan kisahnya dan kembali terisak-isak secara tak karuan.

            “Tak apa. Ada aku di sini. Benar, bagaimana kalau kita merayakan ulang tahunmu bersama-sama, hanya kita berdua? Tapi tak bisa sepanjang hari karena aku harus bekerja, tapi aku bisa meminta pada Bibi Hanna untuk istirahat sebentar”

Wynn membelai rambut emas cantiknya Leti dan menghiburnya.

            “Ayo tidur, Leti. Sudah malam”

Mereka berdua pun merangkak ke tempat tidur.

Karena kelelahan setelah menangis dan merasa lega berada bersama Wynn, Leti pun tertidur lelap.

Cahaya bulan menembus awan tebal dan mengalirkan cahanya melalui jendela kisi-kisi yang berguna sebagai ventilasi, tepat pada wajah Leti yang tak berdosa.

Dengan lemah lembut, Wynn menyeka bekas air matanya, juga bekas susu di sekitar mulutnya, sebelum membaringkannya pada tempat tidurnya sendiri.

Udara yang berhembus melewati ruangan terasa dingin seperti biasanya, tapi karena adanya Leti, tempat tidurnya sedikit lebih hangat dari biasanya.

Aku harus meluangkan waktu saat sore.

Wynn memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa meluangkan waktu pada sore hari saat dia melawan rasa kantuknya. Begitu dia terpikirkan sebuah rencana, dia pun jatuh tertidur dengan lelap.
Pagi pun tiba.

Untuk pertama kalinya semenjak dia memutuskan untuk menjadi kesatira, Wynn melewatkan latihannya.

Biasanya, Leti akan ikut bergabung dalam pelatihannya. Tetapi, ia masih tertidur.

Wynn diam-diam keluar dari tempat tidur dan membasuh wajahnya.

Dia bermaksud untuk menghabiskan seluruh waktu sorenya dengan bermain bersama Leti.

Dia harus membuat perayaan ulang tahun yang sangat bagus untuk Leti. Dia sudah merencanakan semuanya.

Dia menuangkan air dalam tong besar ke dalam beberapa wadah yang lebih kecil, lalu membersihkan tongnya. Lalu, dengan satu ember pada setiap tangannya, dia berlari ke sumur umum terdekat. Dia bolak-balik antara penginapan dan sumur sampai tongnya penuh, lalu mulai memberishkan bar dan dapur penginapan. Setelah itu, dia mencuci dan mengelapi peralatan makanan, dan menggunakan air yang diambil dari tong untuk mencuci kentang dan sayuran lainnya. Setelah mencuci sayuran, dia mengambil persediaan bahan yang dimiliki penginapan.

Saat itu, langit pun sudah mulai terang.

Randell dan Hanna pun terbangun dan mulai bekerja.

Wynn melaporkan keadaan persediaan bahan-bahan saat ini pada Randell.

            “Hei, ada apa denganmu hari ini? Kau melakukan semua pekerjaan ini lebih awal dari biasanya!”

           “Yah, sebenarnya..... Leti sangat sedih karena keluarganya membatalkan perayaan ulang tahunnya. Karena itu, ia datang ke rumahku semalam. Makanya, agar sore ini bisa bermain dengan Leti, aku ingin libur saat sore nanti”

            “Yah, kurasa sesekali tidak apa”

Hanna pun menyetujuinya dengan mudah.

Wynn membelalakkan matanya, terkejut bahwa ia dengan mudah menyetujuinya. Randell pun ikut tertegun.

            “Ada apa? Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh? Aku tak keberatan, karena dia telah menyelesaikan pekerjaannya. Akan sangat menyedihkan kalau ia tak bisa merayakan hari ulang tahunnya, jadi cepat dan selsaikanlah pekerjaanmu!”

Dengan begitu, Hanna pun membuka buku laporannya.

Kelihatannya ia akan menuliskannnya pada buku laporannya.

Wynn menegur Randell, yang terkejut melihat istrinya bertingkah tak biasanya, kembali sadar untuk menanyakan bahan-bahan mana saja yang perlu dibeli. Ia kemudian menerima uangnya dari Hanna dan pergi ke pasar.

            “Apa yang merasukimu? Kau bahkan tak pernah memberi Wynn istirahat”

Randell masih tak paham kenapa istrinya bertingkah begitu. Hanna mendongak dari buku laporannya.

            “Dia bilang perayaan ulang tahun. Itu berarti gadis itu berasal dari keluarga bangsawan”

Satu pernyataan ini pun menenangkan Randell.

***

            “Hmmm..... huh? Onii-chan?”

Saat Leti terbangun, mahari pun sudah cukup tinggi di langit.

Ia belum pernah mengunjungi Wynn setelat hari ini.

Ia meninggalkan gudang. Terlepas dari kenyataan bahwa itu merupakan hari ulang tahunnya, awan salju menutupi langit, menyebabkan suasana yang mendung.

Perasaan kuat bergejeloak di dalam dirinya. Saat ini, bukanlah kesedihan, melainkan kemarahan dan kebencian terhadap dirinya.

Meski ia bilang kita akan bersama.

Dia merasa kesepian dan gelisah.

Tetesan kecil air mata terjatuh dari mata hijau zamrud-nya.

            “Oh, Leti!”

Ia mendengar suara yang paling ingin didengarnya. Saat ia berbalik, ia melihat Wynn, yang sedang tersenyum lebar.

            “Sedang apa kau? Ayo pergi dan cuci muka dulu. Menangis tidak cocok dengan wajah manismu”

            “Pergi? Kemana?”

            “Bukannya kemarin aku sudah bilang? Kita akan merayakan ulang tahunmu hari ini! Lihat, aku punya roti, keju, dan beberapa sosis dari Randell”

Dia sedang memegangi keranjang yang penuh dengan makanan.

Tembikar kecil itu mungkin berisikan jus buah segar. Ia juga melihat beberapa buah yang mahal.

            “Whoaa”

Leta melebarkan matanya.

            “Kurasa ini takkan benar-benar sebanding dengan apa yang akan disiapkan keluargamu, tapi ayo kita pergi dan memakannya di luar kota!”

            “Oke!”

Leti bersusah payah menahan air matanya. Tetapi, perasaan kuat yang sempat bergejolak dalam dirinya pun melemah dan menjadi lembut.

***

Ada sebuah bukit kecil di luar kota.

Mereka berdua makan di sana, di lapangan berumput, saat mereka membicarakan pembicaraan konyol dan kekanak-kanakan.

Makanan dan minumannya telah mendingin karena cuacanya yang dingin, namun Leti rasa itu masih lebih enak ketimbang makanan yang biasanya ia makan.

Setelah mereka makan sampai kenyang, mereka pun berlarian di sekitar rumput.

            “Lihat, salju! Onii-chan, turun salju!”

Salju putih seakan terlihat menari saat melayang menuju tanah.

            “Hey Onii-chan, ayo menari!”

Leti meraih tangan Wynn.

Keduanya berputar-putar dalam tarian yang tak terlihat seperti tarian, bersama Wynn yang mengiringinya dengan canggung. Itu bukanlah tarian yang bisa dilihat dari masyarakat kalangan atas.
Akan tetapi, mereka tak mempermasalahkannya.

Leti bernyanyi saat mereka menari.

Bahkan setelah Wynn lelah karena melakukan tarian yang tak biasa dan duduk, Leti masih terus melanjutkan tariannya yang memusingkan.

Suaranya sejelas suara lonceng. Salju terlihat menari bersamaan dengan suaranya itu.

Suara Leti lebih baik dari salah satu penyanyi yang pernah tinggal di Penginapan Pengelana Bird’s.

Wynn merasa sosok Leti yang menari selaras dengan salju jauh lebih cantik dari gambar manapun yang bisa digambar oleh seorang seniman.

Waktu berlalu begitu cepat.

Pintu gerbang kota pun akan segera ditutup.

Wynn mengepalkan kedua tangannya saat ia melihat Leti dengan enggan bersiap-siap untuk kembali.
Mereka telah berpesta dan berdansa. Hal terakhir yang tersisa adalah memberinya hadiah.

Saat berada di pasar untuk membeli bahan persediaan penginapan, dia membawa sejumlah uang yang telah ditabungnya untuk membayar biaya masuk ke Akademi Kesatria.

Dia membeli kotak bekal makan siang dari Randell sebagai pelanggan.

Dia lalu membeli hadiah dari toko aksesoris di pasar.

Leti terkadang berhenti untuk melihat-lihat aksesoris itu.

Leti tak pernah kekurangan makanan maupun pakaian, tapi tak seperti saudara-saudarinya yang lebih tua, ia tak pernah menerima hadiah.

Ia hanya bisa melihat dari kejauhan saat saudarinya menikmati hadiah mereka sendiri.

Hadiah itu sangatlah mahal harganya, dan tak mungkin bagi Wynn untuk bisa mendapatkan sebagian besar dari hadiah sejenis itu. Tetapi, ada beberapa yang bisa dia beli yang dijual di beberapa kios di pasar.

Walau begitu, itu masih membutuhkan sejumlah uang yang tak terbayangkan bagi Wynn. Tetapi, begitu dia memutuskan untuk membelinya, dia tak pernah ragu. Dia meminta pengrajin untuk membuatkan aksesoris anak-anak.

Ada berbagai hal yang bahkan tak bisa dibeli oleh uang.

Dan senyuman Leti lah salah satunya.

Dia mengambil sebungkusan kecil dari bawah keranjang.

            “Leti”

            “Ada apa, Onii-chan?”

Wynn meraih tangan Leti dan membawa isi bungkusan itu dari belakang punggungnya dengan tangan kanannya.

Leti membelalakkan matanya.

            “Selamat ulang tahun yang kedelapan. Ini, hadiah untukmu”

Merasa malu, Wynn akhirnya berbicara dengan terus terang.

Leti berkali-kali mengalihkan pandangannya ke antara hadiah kecil di tangannya dan wajah Wynn.
Leti pun memeluk dengan erat hadiahnya di dadanya.

            “....... Aku sangat senang”

Ia pun menangis.

            “..... Aku sangat..... sangat senang......”

Ia mengulangi perkataan yang sama berulang-ulang.

            “H-Hey, kau menangis. G-Gerbangnya akan segera ditutup—”

Leti tertawa, melihat Wynn yang begitu kebingungan.

Bersamaan dengan itu, muncul celah pada awan yang menutupi langit.

Wynn menjadi terengah-engah. Cahayanya itu membuatnya tampak seakan Leti memancarkan cahaya keemasan.

Untuk sesaat, Leti terlihat suci. Ia hanya bisa melihat dalam keadaan yang tertegun.

            “Onii-chan?”

Suara Leti membawanya sadar kembali.

            “A-ah. Itu benar, kita harus pergi”

Saat melihat wajah Wynn berubah menjadi merah, Leti tertawa lagi.

Air matanya belum berhenti, tapi perasaan di hatinya sudah tak sedih lagi.

Ia menangis sembari tersenyum.

Itulah hari di mana Leti pertama kalinya menyadari perasaannya.

***

            “Hey, apa kau sudah siap? Semuanya sudah menunggu, lo?”

            “Ya, aku akan segera ke sana”

Ia melihat dirinya pada cermin untuk memastikan bahwa pakaiannya sudah rapih. Blazer putih dengan keliman biru. Keliman itu disulam dengan benang emas. Itu benar-benar seragam yang pantas untuk seorang bangsawan.

Hanya segelintir kesatria di kekaisaran yang bisa mengenakan seragam itu.

Leticia berjuang dengan keras sebagai anggota dari ordo kesatria itu.

            “Apa kau ingat, Onii-chan?”

Itu sudah terjadi enam tahun yang lalu.

Karena itu dibuat unuk anak-anak, hadiah itu pun sudah tak muat lagi di jarinya. Ia melihat pada cincin kecil biru laut itu.

Itu bukanlah barang yang sangat mahal.

Itu tak cocok bagi putri ketiga seorang Duke. Dan juga, itu bahkan mungkin kurang cocok untuk keluarga biasa.

Tetapi, Leticia selalu mengenakan cincin itu pada rantai perak di lehernya.

Tak ada yang akan melihatnya.

Wynn telah melalui hidup dengan sangat miskin.

Dia telah bekerja sampai kelelahan setiap harinya untuk menabung uangnya.

Dia tak ragu untuk menggunakan uang dari hasil kerja kerasnya untuk membuat Leti bahagia.

Bagi Wynn pastinya harganya mahal.

Bagi para pelayan yang membantunya berganti baju pasti bisa melihatnya, namun tak ada kritikan yang keluar dari mulut mereka.

Ia tak pernah memberi tahu Wynn bahwa cincin itu masih tergantung di lehernya.

Ia menyentuh cincin di balik seragamnya itu dengan tangan kanannya.

Leticia telah memutuskan hari di mana ia akan memberi tahu Wynn mengenai cincinnya itu.

Hari itu pasti akan menjadi kenangan yang terpenting dalam hidupnya. Pada hari itu, bersama Wynn yang berdiri di sampingnya, dia akan berkata:


            “Apakah kau ingat, Onii-chan? Saat itu.......”


⟵Back         Main          Next⟶




Related Posts

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 44.5 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh