Sunday, January 7, 2018

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 49 Bahasa Indonesia


Arc 2.5 (Selingan)


Chapter 49 – Langit



Mereka memutuskan kalau Paul akan berjaga sepanjang malam, sementara Wynn dan Leti akan berjaga saat fajar. Sambil menahan bau ayam, mereka bersembunyi di balik kandang ayam supaya tak terlihat dari ladang.

Paul, yang terbungkus dalam selimut, mengamati ladang dengan saksama. Tiba-tiba, dia mengguncangkan Wynn yang sedang tidur di sampingnya.

          “Ada seseorang yang datang.... hei, bangunlah. Bangunkan Leti juga. Kita punya ‘tamu’ yang harus disambut”

Seketika, Wynn langsung terbangun. Lalu dengan pelan membangunkan gadis itu.

Wynn lalu meniru Paul dan mengintip dari balik kandang ayam.

Tentunya, dia melihat bayangan seseorang di ladang.

Mereka tak membawa lampu agar tak disadari, tapi beruntungnya, terangnya langit malam sudah cukup bagi mereka untuk melihat kalau itu adalalah manusia.

Jadi itu benar-benar anak dari daerah kumuh......

Dinilai dari ukuran sosoknya, orang tersebut kelihatannya seumuran dengan Leti.

Apa dia mencuri sayuran dari ladang karena tak bisa mendapatkan cukup makanan untuk di makan?
Sembari merangkak, Leti mengintip dari bawahnya Wynn. Secara spontan, Wynn pun melihat Leti sepintas.

Kalau memang begitu, maka aku tak mengerti kenapa jejak kakinya terhenti.....

***

Kemarin malam, Wynn dan Paul meninggalkan Leti yang sedang tertidur di gubuk. Wynn membawa Paul ke tempat di mana ia menemukan jejak kaki itu.

            “Kerja bagus, Wynn”

Paul memang bisa di andalakan, ia melihat ada satu jejak kaki kecil di tanah.

            “Jejak kakinya mengarah ke sungai. Kupikir lebih baik untuk mengikutinya lebih jauh lagi, tapi pergi sendirian bukanlah pilihan yang terbaik”

            “Yeah, penilaianmu memang benar”

Mereka berdua kembali menelusuri jejak kaki yang mengarah ke sungai.

Melewati dataran, mereka sampai di sebuah bukit kecil.

Jejak kakinya terus belanjut ke atas bukit.

            “Ini mengarah jauh dari Simurgh”

            “Benar..... dia mungkin berputar mengelilingi bukit dan mengikuti sungai ke daerah kumuh supaya tidak ditemukan. Atau mungkin ada desa terdekat, dan beberapa anak nakal adalah pencuri itu”

            “Apa di sekitaran sini ada desa?”

            “Ada desa-desa yang tersebar di sekitar kota”

Mereka bisa melihat air sungai yang mengalir dengan lembut dari puncak bukit yang disebut ‘bukit’. Sungai itu terlalu lebar untuk dilewati tanpa jembatan.

            “Jejak kakinya semakin menjauh. Mereka pasti mulai berlari”

Jejak kaki kecil itu mengarah langsung ke sungai.

Wynn pun dengan cepat mengikuti jejak kaki itu.

Saat Paul mengikutinya, dia berpikir, ‘setidaknya sebagian dari dirinya masihlah seperti anak kecil’.

            “Ah”

Dengan bingung, Wynn berteriak.

            “Ada apa?”

            “Jejak kakinya terhenti........”

Saat Paul berhasil menyusul Wynn, ia melihat kalau jejak kakinya benar-benar terhenti beberapa meter dari tepi sungai.

            “Bisakah kau melihat jejak kaki lainnya di tempat lain?”

            “Apa maksudmu?”

Dengan obor, keduanya menyisir area sekitar dengan hati-hati, namun tak bisa menemukan petunjuk lain.

Kalau kita mengejarnya sekarang, kita mungkin bisa menangkapnya, tapi......

Jika dari awal mereka tak tahu bagaimana jejak kaki itu lenyap, akan berbahaya bila bergerak sembarangan.  Bisa saja itu monster yang mempunyai kemampuan semacam itu, bahkan jika Paul belum pernah mendengar mengenai monster semacam itu.

Monster yang hanya mampu mencuri sayuran dan telur tidak akan terlalu kuat. Tapi tetap saja, jika ia membiarkannya lolos, ia tak akan bia memberikan laporan yang tepat pada petualang yang akan menaklukkan monster itu.

Informasi adalah uang.

Ia akan mendapatkan upah tambahan bila bisa memberikan informasi yang berguna bagi penaklukan.

            “Ayo kejar pencuri itu!”

Wynn dan Leti pun mengangguk setuju.

Sosok kecil itu mungkin bermaksud untuk mencuri hasil panen kemarin dengan berjalan sempoyongan menjauh dari ladang.

Seperti yang diduga, kelihatannya mengarah ke bukit.

Saat pencuri itu berada di tengah ladang, mereka bertiga keluar dari tempat bersembunyi mereka. Supaya tak disadari, mereka berjalan jongkok dan mengejar sosok bayangan itu.

Saat sampai di ladang, mereka bisa melihat apa yang dicuri pencuri itu adalah kepala kubis. Kubis bisa dimakan dengan dibuat sup atau diawetkan dengan garam dan rempah-rempah.

Di atas daun besar di tempat di mana kubis di tanam, mereka menemukan beberapa lumut yang bagus untuk dibuat salep.

            “Dia hampir sampai di atas bukit. Cepatlah!”

Cara berjalan si pencuri yang sempoyongan taklah cepat, tapi hampir sampai di puncak bukit.

Akhirnya, sosok kecil itu sampai di puncak.

Lalu, ia berhenti sesaat sebelum berlari menuruni sisi lain bukit, menuju ke sungai.

            “Lari!”

Teriak Paul.

Merika bertiga pun mulai berlari.

Berkat latihan pagi mereka, Wynn dan Leti dengan mudah mengejar Paul.

Mereka pun sampai di puncak bukit.

Tiba-tiba—

            “Ap—?”

Pada punggung si pencuri, mereka melihat sepasang sayap putih yang berkilau di bawah sinar rembulan. Dengan beberapa kekuatan kepakan sayapnya, tubuh si pencuri itu pun melayang ke langit.
            “Itu Avian..... aku hanya membaca tentang mereka di buku”

*Di kanjinya tertulis, tusbasa-hito, manusia bersayap.

Gumam Wynn.

Avian merupakan ras yang tinggal di dekat pegunungan dan hutan. Ciri khusus mereka adalah sepayang sayap yang tumbuh dari punggungnya. Selain itu, mereka tak berbeda jauh dari manusia.

            “Kenapa salah satu dari mereka ada di sini?”

Avian mempunyai kekuatan sihir yang sangat besar, sampai-sampai mereka adalah salah satu ras yang dipuja oleh beberapa manusia di daerah tertentu. Tapi sayangnya, karena bencana besar yang disebabkan oleh iblis saat zaman kuno, jumlah mereka telah berkurang. Ada rumor mengenai bebepra desa yang berhubungan dengan mereka.

            “Aku mengerti. Mereka menggunakan bukit untuk digunakan sebagai awalan berlari untuk terbang. Misteri di balik jejak kaki telah terungkap. Itu bagus”

            “Kurasa tidak mungkin untuk mengejarnya”

            “Aku penasaran apakah para petualang dari Guild akan percaya kalau pelakukanya adalah Avian”

Masih terkejut, Wynn dan Paul dengan pasrah saling bertukar kata.

Mereka telah menemukan makhluk legendaris yang telah terbang jauh dari jangkauan mereka.

Kelihatannya Avian itu menuju ke hulu hutan.

Bahkan jika mereka ingin mengejarnya, Avian itu sudah terbang menyeberangi sungai.

            “Apa akan baik-baik saja jika kita berhasil menangkapnya lebih cepat?”

            “Tapi dari apa yang kubaca, Avian benar-benar kuat”

            “..... Tapi apakah pencuri itu cukup kuat untuk sampai dipuja?”

Tubuh si pencuri itu kecil, jadi meski pun itu adalah Avian, mungkin masih kecil. Jika mereka menangkap anak itu, kemungkinan Avian desawa akan datang untuk mengambilnya kembali.

            “Ada apa?”

Leti terlihat penasaran saat melihat Wynn dan Paul yang tanpa henti membicarakan masalah ini.

            “Apa kita tidak akan mengejar orang yang terbang itu?”

Tanya Leti.

            “Bahkan jika kita mengejar peencuri itu, pastinya sulit karena dia terbang”

Jawab Paul.

            “Kurasa kita harus menangkap pencuri itu saat dia kembali”

            “Tapi meski pun kita mencoba menangkapnya lagi, bukankah dia akan terbang?”

            “Mungkin kita bisa memasang jebakan”

            “Tapi jika kita melakukannya, apa yang akan kita lakukan jika kau terluka? Kupikir kita harus menyerahkannya pada petulang veteran”

            “Huh? Kita bisa menangkapnya sendiri. Bahkan jika kita memberi tahunRandy, besok adalah hari liburnya”

            “Apa kita tidak akan mengejarnya?”

Tanya Leti sekali lagi.

            “Selain dia terbang, jika kita mengejarnya saat gelap begini.......”

Wynn menjawab pertannyaan Leti menggantikan Paul, yang masih tenggalam dalam pemikirannya.
Sungai itu pun cukup lebar.

Walaupun aliran sungai tak cukup deras, mereka tak tahu seberapa dalam sungai itu. Akan sangat berbahaya jika melewati sungai saat gelap.

            “Kalau begitu, kita hanya harus terbang saja, ‘kan?”

            “Apa?”

Wynn tak yakin apakah ia tak salah dengar. Paul pun berpaling pada Leti.

            “Tak apa kalau kita bisa terbang, ‘kan Onii-chan?”

Tanya Leti lagi.

Pada saat itu, mereka merasakan hembusan angin yang membelai wajah mereka.

Leti pun tersenyum senang pada Wynn.

Paul terpesona oleh senyumannya.

Itu sama sekali berbeda dari ekspresi yang ia buat saat Wynn pergi sendirian untuk mencari petunjuk. Wajahnya Leti yang seperti boneka tampak seperti seorang seniman yang sedang bersemangat. Keindahan senyumannya yang begitu cantik terlihat sekilas.

Cahaya rembulan tampak berkumpul di sekitar kakinya Leti. Jika dilihat dengan lebih teliti, tubuhnya Leti lah yang mengeluarkan cahaya. Paul mennggosok matanya untuk memastikan apakah yang dilihatnya itu nyata. Tiba-tiba, ia merasa ringan.

            ““Whoa!!””

Tubuh mereka pun melayang ke langit malam.

⟵Back         Main          Next⟶




Related Posts

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 49 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh