Saturday, June 24, 2017

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 44 Bahasa Indonesia


Chapter 44



Pengakuan di Bawah Pohon Cahaya ②



Dengan napasnya yang berat, komandan kedua kelompok bandit melepaskan mantra ledakan.

Seperti yang dia inginkan, ledakan tersebut berhasil menyebabkan sekutunya kembali ke Desa Doria, akan tetapi suaranya juga mengingatkan Royce bahwa situasinya telah berubah.

Royce, bersama dengan gadis muda yang menunggunya, bergegas ke Desa Doria.

            “Apa kau takut?”

Dengan nafasnya yang berat ketika dia bergerak, Royce mengajukan sebuah pertanyaan. gadis muda itu tidak mejawab. Wajahnya tersembunyikan oleh tudung yang dikenakannya. Dia hanya menatap lurus ke depan saat dia berjalan.

Ketidaksabaran, ketakutan, kesedihan.

Dia sedang menuju medan perang, tapi dia tidak merasakan emosi itu, melainkan tekad yang kuat.

Dia memusatkan perhatiannya untuk berjalan lurus ke depan. Dia tidak menjawab pertanyaan itu, dan matanya pun tidak berkedip.

Royce dengan diam mengejek dirinya sendiri saat dia mengalihkan tatapannya dari gadis itu untuk menatap ke depan sekali lagi.

‘Yah, ini reaksi yang wajar’

Dia telah menemani Kelvin, Wyn dan Locke saat mereka bertemu kembali dengan Royce. Saat itu, dia bisa dengan jelas melihat kecemasan di wajahnya.

Meski berusia dipertengahan tiga puluhan, perutnya sama gemuknya dengan tong bir, kepalanya botak, wajahnya bulat dan berminyak, dan dagunya lembek. Terlebih lagi, ketajamannya, menilai pada matanya membuatnya terlihat seperti dia selalu merencanakan sesuatu yang jahat.

Royce sendiri tidak menyadari betapa jijiknya gadis itu saat melihat dia untuk pertama kalinya.

Gadis itu sudah tidak memiliki kesan baik terhadapnya, dan juga baru saja mengalami pengalaman buruk. Jadi wajar kalau dia waspada terhadap Royce.

Berbicara saat mereka bergerak menguras energinya.

Royce tidak mencoba memulai percakapan lain dengan gadis itu.

***

Tiga melawan dua ratus.

Dengan perbedaan jumlah yang luar biasa, sisi Wynn tentunya tidak memiliki kesempatan untuk menang.

Tapi musuh waspada terhadap fakta bahwa hanya ada tiga di antara mereka.

Pria tua yang tampaknya adalah pemimpin, mengirim lima kesatria dan sekitar selusin bandit di bawah komandonya pada mereka.

Mereka mungkin menduga ada semacam penyergapan yang menunggu mereka.

Jika mereka degan ceroboh masuk, mereka mungkin akan menghadapi tembakan yang terkoordinasi dari sihir jarak jauh dari semua sisi.

            “Berpencar!”

Wynn dan yang lainnya beruntung karena hanya ada sedikit orang.

Mereka bertiga lari ke berbagai bagian desa.

Wynn berlari ke bangunan bertingkat dua di dekatnya.

Dia tidak akan menang melawan kesatria berkuda, jadi dia pindah ke tempat di mana para kesatria tidak bisa menunggangi kuda.

            “Berhenti!”

            “Apa kau bertingkah seperti pengecut sekarang?”

Lalu, Wynn mendengar bunyi *buk*! Ketiga pria itu menendang pintu kayu untuk membukanya, lalu bergegas mengikutinya.

            “Hehehe.... kau menemui jalan buntu”

            “Aku akan membantaimu karena telah meremehkan kami”

Mereka menyudutkannya.

Menunggu di atas tangga, Wynn menghindari tombak mereka dan menebas orang pertama.

Itu akan berbeda jika dia menghadapi kesatria yang diperkuat dengan sihir, tapi melawan bandit dan prajurit bayaran biasa, pelatihan rajin Wynn memberinya keuntungan.

Sementara dia terlempar ke bawah karena ditebas pada dadanya, Wynn menendangnya dengan sekuat tenaga.

            “Whoa!”

            “Sialan!”

Pria itu jatuh, menavrak dua orang yang ada di belakangnya, dan mereka semua terjatuh dari tangga.

Tanpa melirik kedua orang yang ada di bawah tangga, Wynn berlari ke ruangan di atas tangga, lalu melompat dari salah satu jendela.

Sebelum lari ke bangunan, dia memastikan ada gudang di sampingnya. Dia berencana untuk mendarat di atasnya.

Untuk sesaat, Wynn khawatir bahwa atap yang terbuat dari papan-papan akan rusak, tapi dia mendarat dengan selamat.

Dia berlari melintasi atap.

Lalu, dia melompat sekali lagi.

            “Ap? Ka—agh!”

Dia menabrak seorang kesatria yang menunggangi kuda, dan mereka berdua terjatuh ke tanah.

Salah satunya menduga kejatuhannya, sementara yang satunya tidak, jadi yang menduganya, berdiri lebih cepat.

Armor yang mereka kenakan juga berbeda.

Armor kulit Wynn lebih ringan dari pada armor logam yang dikenakan kesatria, jadi dia berdiri lebih cepat.

Mengabaikan kesatria yang jatuh, dia berlari ke arah kuda, dan meraih tali kekangnya.

            “Locke!”

Wynn mengendarai kuda menuju Lokce, yang bertarung di sebuah gang di antara dua rumah, tempat yang tidak bisa dimasuki kuda.

            “Apa!?”

Melihat lawan-lawannya dengan terburu-buru melompat keluar dari jalan, Locke berlari ke arah kuda Wynn dan melompat.

            “Kau menyelamatkanku, Wynn”

            “Mereka ada di belakang kita!”

            “Mereka berdua ada di sini!”

Setelah mencuri seekor kuda, Kelvin memimpin. Tubuhnya basah kuyup. Wynn tau bahwa itu mungkin darah dari lawan-lawannya.

Ketika Wynn dan Locke mendekati tempat Kelvin bertarung, mereka melihat seekor kuda yang telah kehilangan kaki kanannya. Di samping itu, mereka bisa melihat sosok kedua musuh yang terbunuh.

Wynn ingin tahu bagaimana Kelvin bisa mengalahkan seorang kesatria yang menunggangi kuda.

Melihat bahwa mereka telah mencuri kuda, musuh menyadari bahwa mungkin tidak ada penyergapan.

Semua kesatria mulai bereaksi.

            “Locke!”

            “Aku tahu!”

Sambil berpegangan pada punggung Wynn, Locke menggunakan sihir angin untuk membelokkan anak panah. Mereka beruntung karena hanya ada dua ekor kuda.

Bagaimanapun juga, Lokce hanya bisa melindungi area kecil.

            “Masuk ke dalam hutan!”

Mereka pergi ke jalan hutan yang sempit.

Para kesatria mengejar mereka.

            “Kau menyelamatkanku!”

Locke berterimakasih pada Wynn.

Locke bisa menangkis panah dengan sihir angin, tapi dia tidak bisa sepenuhnya bertahan melawan serbuan serangan sihir.

Awalnya, ketiganya tidak menunggangi kuda, dan memakai armor ringan. Para kesatria pasti mengira bahwa mereka hanyalah petualang atau prajurit bayaran.

Baik sihir maupun panah mereka tidak mengenai sasaran.

Dengan menunggangi kuda, sulit untuk melepaskan sihir serangan, dan bahkan jika mereka menembakkan panah, Locke akan mengubah jalur panahnya dengan menggunakan sihir.

Para kesatria perlahan mengejar Wynn dan Locke. Meski kesatria dilengkapi dengan armor berat, mereka masih bisa bergerak lebih cepat dari kuda dengan dua orang di atasnya. Di sisi lain, kuda Kelvin, yang tidak terlalu terbebani, telah meninggalkan mereka jauh di belakang.

            “Sial, Wynn masih belum, ya?”

Locke, yang melihat ke belakang agar bisa menghindari panah, berteriak.

Pada saat itu—

            “Kapten Royce!”

Kelvin memanggil Royce, yang sedang berlari dengan langkah kaki yang berat.

            “Ha..... hah..... semuanya..... lari ke hutan..... cepat.... sisanya aku serahkan padamu”

Kelvin menghentikan kudanya tepat di samping Royce. Sementara itu, kuda Wynn dan Locke berlari melewatinya.

Saat itulah pertempuran di mulai.

***

            “Hei, Onii-chan......”

Leticia tersenyum, wajanya diterangi oleh embusan cahaya yang terpancar dari pohon.

            “Aku mengerti kenapa kau menyuruhku untuk tidak bertarung. Aku benar-benar sadar bahwa aku telah melihatkan Onii­-chan—

Menyela bantahan Wyn, Leticia dengan lembut membelai pipi Wynn.

Mata lembutnya yang menatap Wynn, terkadang terisi kesedihan, lalu menjadi jelas sampai batas tertentu— dipenuhi dengan kasih sayang. Mereka sesaat menjadi suram karena rasa sakit, tapi segera menghilang.

            “Terima kasih, Onii-chan. Terima kasih telah mengkhawatirkanku, tapi aku harus minta maaf”
Berhenti sejenak, Leticia menunduk. Dia kemudian melihat ke kembali ke atas, dengan ketetapan hati di matanya.

Dia menatap lurus ke arah Wynn dengan ekspresi serius dan tidak terenyum.

            “Aku minta maaf. Orang yang telah mengajariku kehangatan dari kebaikan manusia adalah kau. Orang yang mengajariku bagaimana cara bertarung juga adalah kau. Karena aku bertemu denganmu, aku sadar bahwa aku tidak sendirian di dunia yang luas ini. Karena itulah aku ingin berjalan di sampingmu. Aku ingin bertarung bersamamu. Bahkan jika aku harus menyakiti orang lain, bahkan jika aku dipanggil monster oleh orang lain, bahkan jika aku dipanggil Raja Iblis oleh seluruh umat manusia. Aku masih ingin berjalan di sampingmu. Itu adalah keegoisanku. Aku akan bertarung atas keinginanku sendiri”

‘Bahkan seandainya dunia tidak mengakuiku, selama kau mengakuiku, itu sudah cukup’

***

Wynn dan Locke berlari melewati Royce. Lalu, orang di samping Royce pindah.

Itu hanya sesaat, tapi sosok berkerudung itu matanya bertemu dengan mata Wynn.

Wynn menggigit bibirnya dengan frustasi.

‘Saat ini, aku tidak layak berdiri di sampingnya. Tapi suatu hari nanti........’

***

Kelvin menarik Royce ke atas kuda saat dia memandang ke arah sosok orang yang berkerudung dan kesatria musuh.

‘Ini gawat......’

Tubuh Kelvin bergemetar saat ia merasakan hasrat yang luar biasa.

‘Aku ingin bertarung. Aku ingin membantai’

Meskipun memberitahu Wynn dan Locke untuk melarikan diri dari dua ratus prajurit di Desa Doria, dia menahan keinginan untuk menyergap maju. Tentu saja, dia tidak percaya bahwa dia akan menang.
Dia tidak mengira akan kalah dari kelompok seratus prajurit bayaran dan bandit, tapi ada seratus kesatria lagi. Melawan kesatria yang berkuda, mereka hanya bisa mengalahkan tiga atau empat kesatria terbaik.

Dia menikmati kesenangan yang dia rasakan dari keadaan antara hidup dan mati.

Dia rela mempertaruhkan nyawanya untuk merasakan kesenangan itu.

Dua ratus orang di depannya terlihat nikmat. Mereka adalah mangsa kelas satu.

Perasaan haus darahnya meningkat.

Dia tidak bisa menahannya lagi.

            “Hei, Kelvin. Kebiasaan burukmu keluar lagi”

Royce, yang akhirnya naik ke atas kuda, memanggil Kelvin, membawa Kelvin kembali sadar.

            “.... Apa yang anda bicarakan? Lagi pula, bukankah seharusnya anda menurunkan sedikit berat badan anda, Kapten? Saya kasihan pada kuda-nya karena harus menanggung beban seberat ini”

            “Urgh.... aku benar-benar minta maaf”

Kelvin kembali tenang dan menjawabnya dengan riang.

Memastikan bahwa Royce telah berpegangan dengan erat, dia membuat kuda-nya maju.

Sosok orang berkerudung bahkan tidak melihat ke belakang pada Kelvin.

Orang itu bahkan tidak bereaksi terhadap permusuhan—atau lebih tepatnya, perasaan haus darah— yang telah membungkam para kesatria yang telah bertarung dengan Wynn dan yang lainnya saat mereka pertama kali tiba di perkemahan.

‘Jadi begitu. Benar-benar monster. Hampir saja. Aku hampir mencoba memotongnya’

Jika Royce tida menyadari rasa haus darah Kelvin dan memanggilnya, dia pasti akan memotong Royce. Royce sudah kenal dengan Kelvin sejak lama. Mudah baginya untuk tahu apa yang sedang dipikirkan Kelvin.

            “Tapi rasanya kita hanya bertengkar setiap saat”

Royce berusaha menjaga keseimbangannya pada kuda itu.

Sambil tersenyum dalam hati saat melihat atasannya yang berusaha, Kelvin memutuskan bahwa dia harus mendiskusikan  kebiasaan makan Count Elstead dan hubungan dengan wanita itu dalam waktu dekat.

***

Baru saja Kelvin dan Royce mulai bergerak, para kesatria mengejar seseorang yang berkerudung yang berdiri di jalan.

Sosok berkerudung berdiri di tengah tanah terbuka kecil di depan mereka.

Setelah melihat sosok berkerudung itu menghalangi jalan mereka, pemimpin kesatria mengangkat tangannya untuk menghentikan para kesatria.

Kesatria dibagi menjadi dua kelompok. Satu untuk menangkap sosok berkerudung itu, dan satunya lagi untuk melanjutkan pengeja—

Whoossh! Mereka merasakan embusan angin, dan sebelum mereka menyadarinya, orang berkerudung itu telah menarik pedangnya.

Sebuah garis panjang di tanah muncul di depan kelompok yang akan melanjutkan pengejaran mereka.

            “Siapa kau?”

Seru salah satu kesatria.

sosok berkerudung itu melepaskan kerudungnya. Mereka bisa melihat rambut emas yang tertiup angin, san sepasang mata hijau emerald.

Kecantikan gadis muda itu membuat sebagian besar kesatria kehilangan kata-kata, tapi beberapa di antaranya gemetar ketakutan.

            “Sihir...... C-Cepat, lepaskan sihir! Semuanya, berikan semua yang kalian punya!!”

Salah satu kesatria, gemetar ketakutan, kehilangan kendali dan mulai menjerit.

Beberapa kesatria yang terpesona kembali sadar dan dengan tergesa-gesa mencoba melepaskan mantra.

Tapi, jumlah mantra yang dikeluarkan jauh di bawah harapan kesatria.

Bahkan saat itu, beberapa panah api yang dilemparkan mengenai gadis muda itu, menyalakan daerah itu dengan kobaran api.

            “Dasar bodoh! Aku bilang semuanya, dan dengan seluruh kekuatan kalian!”

Tapi, sekutu para kesatria itu hanya membalas dengan tatapan bingung pada teriakannya yang tidak sabar.

Ada alasannya.

Dia tentu saja seorang gadis yang sangat cantik, hanya itu. Sebaliknya, kobaran api yang baru saja mereka lemparkan itu berlebihan. Meskipun itu adalah bagian dari perintah, banyak kesatria merasa menyesal untuk membunuh seorang gadis cantik.

Tak satu pun dari sekutunya bersimpati dengan teriakan putus asa kesatria itu.

Tapi saat api padam dan asapnya hilang, para kesatria bingung dan juga pucat.

Mereka akhirnya mengerti kenapa kesatria itu begitu panik.

Gadis muda itu belum bergerak selangkah pun.

Pakaian gadis itu bahkan tidak hangus, dan rambut pada kepalanya pun tidak berantakan.

Dia berdiri di sana dengan berani, seolah tidak ada yang terjadi.

Sebagian besar dari mereka memegang status Chevalier. Mereka bukan orang miskin, tapi tidak terlalu kaya.

Itulah kenapa tidak satu pun dari mereka pernah melihatnya secara langsung. Kebanyakan, mereka hanya melihatnya dari gambar.

Mereka mengetahuinya. Mereka tahu dia berumur empat belas tahun. Mereka tahu dia mempunyai rambut emas, mata emerald, dan wajah yang cantik. Mereka juga tahu bahwa dia adalah putri ketiga Duke Mavis, salah satu bangsawan terkemuka dari Kekaisaran Remulshil.

Mereka perlahan menyadari siapa dia.

Sang Brave—Leticia van Mavis—yang sedang berdiri di hadapan mereka.

           “Pertama-tama, kalian semua telah melakukan kesalahan. Aku tidak akan ragu untuk membunuh kalian semua. Jika aku ragu, aku tidak akan dapat bertahan dalam perjalananku. Karena itulah, tidak akan ada satu pun dari kalian yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup. Persiapkanlah diri kalian”

            “Waaaaaaaaaaahhhh!”

Kali ini, semua kesatria melepaskan mantra dengan segenap kekuatan mereka.

Dengan ledakan yang dahsyat, banyak panah api yang menciptakan pilar api yang tinggi ke langit.

            “Serang! Serang! Serang!”

 Mereka tidak tahu lagi siapa yang berteriak. Semuanya banyak sekali yang melepaskan mantra.

Mereka memasukkan semua kekuatan mereka ke dalam setiap mantra yang mereka lepaskan.

Akhirnya, setelah menghabiskan banyak kekuatan sihir, terjatuh ke tanah, terengah-engah.

Semua tatapan mereka terpaku pada satu titik.

Amukan api perlahan mereda. Tiba-tiba, hembusan angin yang kencang meniup semua asap.

Leticia muncul dari asap itu, tanpa luka bakar, atau setitik abu pun di pakaiannya.

            “Eeeek!”

            “M-Monster!”

Para kesatria yang asalnya berbaris dengan rapi menjadi kacau dan melarikan diri.

Menanggalkan kebanggaan dan reputasi mereka, para kesatria mencoba melarikan diri ke hutan, mendorong sekutu mereka yang disampingnya saat melarikan diri.

Tapi itu sia-sia.

            “A-Apa?”

            “Bagaimana bisa kita sampai di sini?”

Mereka seharusnya melarikan diri ke hutan, tapi kemudian mereka kembali ke tempat mereka berada sebelumnya. Mereka yang telah melarikan diri ke arah Desa Doria juga berakhir di tempat yang sama.

            “Hutan Ilusi—Hutan adalah wilayah kami. Untuk melindunginya, aku melepaskan mantra penghalang”

Seorang elf muncul—itu adalah Tiara Sciurus Belfa.

Satu orang yang melepaskan mantra penghalang yang biasanya membutuhkan kekuatan sihir beberapa orang untuk bisa melakukannya.

            “Tidak mungkin! Bukannya Elf tidak akan mengganggu pertarungan manusia, ‘kan?”

            “Ini masalah diplomatik!”

            “Kami elf tidak ikut campur. Kami hanya melindungi hutan”

Suara Tiara yang tidak memihak menghentikan protes para kesatria yang marah itu.

            “A-Ah.....”

Tanpa tempat untuk melarikan diri, para kesatria melihat Leticia. Dia melepaskan bola bercahaya merah yang tak terhitung jumlahnya.

Dia dengan santai mengirimkan bola cahaya itu pada mereka.

Para kesatria langsung meneriakkan mantra penghalang. Itu adalah hasil dari latihan harian mereka. Tapi, penghalang itu dengan cepat hancur.

Banyak kesatria terjatuh dalam teriakan kesedihan.

Hanya segelintir kesatria yang tersisa. Sebagian besar dari mereka telah menggunakan semua kekuatan sihir mereka untuk menyerang Leticia dari awal.

Mereka cukup terampil untuk menyadari Letica yang mempunyai kekuatan yang luar biasa.

Mereka tidak dapat menahan mantra Leticia, tapi karena penghalang menyerap sebagian besar kekuatan, mereka hanya terhempas. Seluruh tubuh mereka terasa sakit, dan anggota badan mereka tertekuk dengan arah yang tidak wajar. Mereka berada diambang kematian.

Mereka telah kehilangan semua keinginan mereka untuk bertarung.

Leticia mengeluh.

            “Terima kasih, Tiara”

            “Aku hanya melindungi hutan. Kami elf tidak ikut campur dalam pertarungan antar manusia. Maaf, salah satunya lolos”

Tiara yang tanpa ekspresi seperti biasanya menunjukkan ekspresi penyesalan.

            “Pemimpinnya?”

            “Ya”

Saat para kesatria terpesona oleh Leticia, satu orang diam-diam mengamati situasinya.

Dia pasti bisa lolos saat penglihatan Leticia terhalang oleh serbuan serangan api kedua.

Pada saat dia membersihkan asapnya, pria itu tidak sudah tidak terlihat lagi.

Dia mempunyai cukup kekuatan untuk menerobos mantra penghalang Great Sage.

            “Aku mungkin telah membiarkan musuh yang berbahaya melarikan diri”


Saat dia berpikir begitu, Leticia berbalik dan mulai berlari ke tempat Wynn yang menunggu.



⟵Back         Main          Next⟶

Related Posts

Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 44 Bahasa Indonesia
4/ 5
Oleh

1 komentar: