Chapter 44
Pengakuan di Bawah Pohon Cahaya ②
Dengan napasnya yang berat, komandan kedua kelompok
bandit melepaskan mantra ledakan.
Seperti yang dia inginkan, ledakan tersebut berhasil
menyebabkan sekutunya kembali ke Desa Doria, akan tetapi suaranya juga
mengingatkan Royce bahwa situasinya telah berubah.
Royce, bersama dengan gadis muda yang menunggunya,
bergegas ke Desa Doria.
“Apa
kau takut?”
Dengan nafasnya yang berat ketika dia bergerak,
Royce mengajukan sebuah pertanyaan. gadis muda itu tidak mejawab. Wajahnya
tersembunyikan oleh tudung yang dikenakannya. Dia hanya menatap lurus ke depan
saat dia berjalan.
Ketidaksabaran, ketakutan, kesedihan.
Dia sedang menuju medan perang, tapi dia tidak
merasakan emosi itu, melainkan tekad yang kuat.
Dia memusatkan perhatiannya untuk berjalan lurus ke
depan. Dia tidak menjawab pertanyaan itu, dan matanya pun tidak berkedip.
Royce dengan diam mengejek dirinya sendiri saat dia
mengalihkan tatapannya dari gadis itu untuk menatap ke depan sekali lagi.
‘Yah, ini reaksi yang wajar’
Dia telah menemani Kelvin, Wyn dan Locke saat mereka
bertemu kembali dengan Royce. Saat itu, dia bisa dengan jelas melihat kecemasan
di wajahnya.
Meski berusia dipertengahan tiga puluhan, perutnya
sama gemuknya dengan tong bir, kepalanya botak, wajahnya bulat dan berminyak,
dan dagunya lembek. Terlebih lagi, ketajamannya, menilai pada matanya
membuatnya terlihat seperti dia selalu merencanakan sesuatu yang jahat.
Royce sendiri tidak menyadari betapa jijiknya gadis
itu saat melihat dia untuk pertama kalinya.
Gadis itu sudah tidak memiliki kesan baik
terhadapnya, dan juga baru saja mengalami pengalaman buruk. Jadi wajar kalau
dia waspada terhadap Royce.
Berbicara saat mereka bergerak menguras energinya.
Royce tidak mencoba memulai percakapan lain dengan gadis
itu.
***
Tiga melawan dua ratus.
Dengan perbedaan jumlah yang luar biasa, sisi Wynn
tentunya tidak memiliki kesempatan untuk menang.
Tapi musuh waspada terhadap fakta bahwa hanya ada
tiga di antara mereka.
Pria tua yang tampaknya adalah pemimpin, mengirim
lima kesatria dan sekitar selusin bandit di bawah komandonya pada mereka.
Mereka mungkin menduga ada semacam penyergapan yang
menunggu mereka.
Jika mereka degan ceroboh masuk, mereka mungkin akan
menghadapi tembakan yang terkoordinasi dari sihir jarak jauh dari semua sisi.
“Berpencar!”
Wynn dan yang lainnya beruntung karena hanya ada
sedikit orang.
Mereka bertiga lari ke berbagai bagian desa.
Wynn berlari ke bangunan bertingkat dua di dekatnya.
Dia tidak akan menang melawan kesatria berkuda, jadi
dia pindah ke tempat di mana para kesatria tidak bisa menunggangi kuda.
“Berhenti!”
“Apa
kau bertingkah seperti pengecut sekarang?”
Lalu, Wynn mendengar bunyi *buk*! Ketiga pria itu
menendang pintu kayu untuk membukanya, lalu bergegas mengikutinya.
“Hehehe....
kau menemui jalan buntu”
“Aku
akan membantaimu karena telah meremehkan kami”
Mereka menyudutkannya.
Menunggu di atas tangga, Wynn menghindari tombak
mereka dan menebas orang pertama.
Itu akan berbeda jika dia menghadapi kesatria yang
diperkuat dengan sihir, tapi melawan bandit dan prajurit bayaran biasa,
pelatihan rajin Wynn memberinya keuntungan.
Sementara dia terlempar ke bawah karena ditebas pada
dadanya, Wynn menendangnya dengan sekuat tenaga.
“Whoa!”
“Sialan!”
Pria itu jatuh, menavrak dua orang yang ada di
belakangnya, dan mereka semua terjatuh dari tangga.
Tanpa melirik kedua orang yang ada di bawah tangga,
Wynn berlari ke ruangan di atas tangga, lalu melompat dari salah satu jendela.
Sebelum lari ke bangunan, dia memastikan ada gudang
di sampingnya. Dia berencana untuk mendarat di atasnya.
Untuk sesaat, Wynn khawatir bahwa atap yang terbuat
dari papan-papan akan rusak, tapi dia mendarat dengan selamat.
Dia berlari melintasi atap.
Lalu, dia melompat sekali lagi.
“Ap?
Ka—agh!”
Dia menabrak seorang kesatria yang menunggangi kuda,
dan mereka berdua terjatuh ke tanah.
Salah satunya menduga kejatuhannya, sementara yang
satunya tidak, jadi yang menduganya, berdiri lebih cepat.
Armor yang mereka kenakan juga berbeda.
Armor kulit Wynn lebih ringan dari pada armor logam
yang dikenakan kesatria, jadi dia berdiri lebih cepat.
Mengabaikan kesatria yang jatuh, dia berlari ke arah
kuda, dan meraih tali kekangnya.
“Locke!”
Wynn mengendarai kuda menuju Lokce, yang bertarung
di sebuah gang di antara dua rumah, tempat yang tidak bisa dimasuki kuda.
“Apa!?”
Melihat lawan-lawannya dengan terburu-buru melompat
keluar dari jalan, Locke berlari ke arah kuda Wynn dan melompat.
“Kau
menyelamatkanku, Wynn”
“Mereka
ada di belakang kita!”
“Mereka
berdua ada di sini!”
Setelah mencuri seekor kuda, Kelvin memimpin.
Tubuhnya basah kuyup. Wynn tau bahwa itu mungkin darah dari lawan-lawannya.
Ketika Wynn dan Locke mendekati tempat Kelvin
bertarung, mereka melihat seekor kuda yang telah kehilangan kaki kanannya. Di
samping itu, mereka bisa melihat sosok kedua musuh yang terbunuh.
Wynn ingin tahu bagaimana Kelvin bisa mengalahkan
seorang kesatria yang menunggangi kuda.
Melihat bahwa mereka telah mencuri kuda, musuh
menyadari bahwa mungkin tidak ada penyergapan.
Semua kesatria mulai bereaksi.
“Locke!”
“Aku
tahu!”
Sambil berpegangan pada punggung Wynn, Locke
menggunakan sihir angin untuk membelokkan anak panah. Mereka beruntung karena
hanya ada dua ekor kuda.
Bagaimanapun juga, Lokce hanya bisa melindungi area
kecil.
“Masuk
ke dalam hutan!”
Mereka pergi ke jalan hutan yang sempit.
Para kesatria mengejar mereka.
“Kau
menyelamatkanku!”
Locke berterimakasih pada Wynn.
Locke bisa menangkis panah dengan sihir angin, tapi
dia tidak bisa sepenuhnya bertahan melawan serbuan serangan sihir.
Awalnya, ketiganya tidak menunggangi kuda, dan
memakai armor ringan. Para kesatria pasti mengira bahwa mereka hanyalah
petualang atau prajurit bayaran.
Baik sihir maupun panah mereka tidak mengenai
sasaran.
Dengan menunggangi kuda, sulit untuk melepaskan sihir
serangan, dan bahkan jika mereka menembakkan panah, Locke akan mengubah jalur
panahnya dengan menggunakan sihir.
Para kesatria perlahan mengejar Wynn dan Locke.
Meski kesatria dilengkapi dengan armor berat, mereka masih bisa bergerak lebih
cepat dari kuda dengan dua orang di atasnya. Di sisi lain, kuda Kelvin, yang
tidak terlalu terbebani, telah meninggalkan mereka jauh di belakang.
“Sial,
Wynn masih belum, ya?”
Locke, yang melihat ke belakang agar bisa
menghindari panah, berteriak.
Pada saat itu—
“Kapten
Royce!”
Kelvin memanggil Royce, yang sedang berlari dengan
langkah kaki yang berat.
“Ha.....
hah..... semuanya..... lari ke hutan..... cepat.... sisanya aku serahkan
padamu”
Kelvin menghentikan kudanya tepat di samping Royce.
Sementara itu, kuda Wynn dan Locke berlari melewatinya.
Saat itulah pertempuran di mulai.
***
“Hei,
Onii-chan......”
Leticia tersenyum, wajanya diterangi oleh embusan
cahaya yang terpancar dari pohon.
“Aku
mengerti kenapa kau menyuruhku untuk tidak bertarung. Aku benar-benar sadar
bahwa aku telah melihatkan Onii-chan—”
Menyela bantahan Wyn, Leticia dengan lembut membelai
pipi Wynn.
Mata lembutnya yang menatap Wynn, terkadang terisi
kesedihan, lalu menjadi jelas sampai batas tertentu— dipenuhi dengan kasih
sayang. Mereka sesaat menjadi suram karena rasa sakit, tapi segera menghilang.
“Terima
kasih, Onii-chan. Terima kasih telah
mengkhawatirkanku, tapi aku harus minta maaf”
Berhenti sejenak, Leticia menunduk. Dia kemudian
melihat ke kembali ke atas, dengan ketetapan hati di matanya.
Dia menatap lurus ke arah Wynn dengan ekspresi
serius dan tidak terenyum.
“Aku
minta maaf. Orang yang telah mengajariku kehangatan dari kebaikan manusia
adalah kau. Orang yang mengajariku bagaimana cara bertarung juga adalah kau.
Karena aku bertemu denganmu, aku sadar bahwa aku tidak sendirian di dunia yang
luas ini. Karena itulah aku ingin berjalan di sampingmu. Aku ingin bertarung bersamamu.
Bahkan jika aku harus menyakiti orang lain, bahkan jika aku dipanggil monster
oleh orang lain, bahkan jika aku dipanggil Raja Iblis oleh seluruh umat
manusia. Aku masih ingin berjalan di sampingmu. Itu adalah keegoisanku. Aku
akan bertarung atas keinginanku sendiri”
‘Bahkan seandainya dunia tidak mengakuiku, selama
kau mengakuiku, itu sudah cukup’
***
Wynn dan Locke berlari melewati Royce. Lalu, orang
di samping Royce pindah.
Itu hanya sesaat, tapi sosok berkerudung itu matanya
bertemu dengan mata Wynn.
Wynn menggigit bibirnya dengan frustasi.
‘Saat ini, aku tidak layak berdiri di sampingnya.
Tapi suatu hari nanti........’
***
Kelvin menarik Royce ke atas kuda saat dia memandang
ke arah sosok orang yang berkerudung dan kesatria musuh.
‘Ini gawat......’
Tubuh Kelvin bergemetar saat ia merasakan hasrat
yang luar biasa.
‘Aku ingin bertarung. Aku ingin membantai’
Meskipun memberitahu Wynn dan Locke untuk melarikan
diri dari dua ratus prajurit di Desa Doria, dia menahan keinginan untuk menyergap
maju. Tentu saja, dia tidak percaya bahwa dia akan menang.
Dia tidak mengira akan kalah dari kelompok seratus
prajurit bayaran dan bandit, tapi ada seratus kesatria lagi. Melawan kesatria
yang berkuda, mereka hanya bisa mengalahkan tiga atau empat kesatria terbaik.
Dia menikmati kesenangan yang dia rasakan dari
keadaan antara hidup dan mati.
Dia rela mempertaruhkan nyawanya untuk merasakan
kesenangan itu.
Dua ratus orang di depannya terlihat nikmat. Mereka
adalah mangsa kelas satu.
Perasaan haus darahnya meningkat.
Dia tidak bisa menahannya lagi.
“Hei,
Kelvin. Kebiasaan burukmu keluar lagi”
Royce, yang akhirnya naik ke atas kuda, memanggil
Kelvin, membawa Kelvin kembali sadar.
“....
Apa yang anda bicarakan? Lagi pula, bukankah seharusnya anda menurunkan sedikit
berat badan anda, Kapten? Saya kasihan pada kuda-nya karena harus menanggung
beban seberat ini”
“Urgh....
aku benar-benar minta maaf”
Kelvin kembali tenang dan menjawabnya dengan riang.
Memastikan bahwa Royce telah berpegangan dengan
erat, dia membuat kuda-nya maju.
Sosok orang berkerudung bahkan tidak melihat ke
belakang pada Kelvin.
Orang itu bahkan tidak bereaksi terhadap
permusuhan—atau lebih tepatnya, perasaan haus darah— yang telah membungkam para
kesatria yang telah bertarung dengan Wynn dan yang lainnya saat mereka pertama
kali tiba di perkemahan.
‘Jadi begitu. Benar-benar monster. Hampir saja. Aku
hampir mencoba memotongnya’
Jika Royce tida menyadari rasa haus darah Kelvin dan
memanggilnya, dia pasti akan memotong Royce. Royce sudah kenal dengan Kelvin
sejak lama. Mudah baginya untuk tahu apa yang sedang dipikirkan Kelvin.
“Tapi
rasanya kita hanya bertengkar setiap saat”
Royce berusaha menjaga keseimbangannya pada kuda
itu.
Sambil tersenyum dalam hati saat melihat atasannya
yang berusaha, Kelvin memutuskan bahwa dia harus mendiskusikan kebiasaan makan Count Elstead dan hubungan
dengan wanita itu dalam waktu dekat.
***
Baru saja Kelvin dan Royce mulai bergerak, para
kesatria mengejar seseorang yang berkerudung yang berdiri di jalan.
Sosok berkerudung berdiri di tengah tanah terbuka
kecil di depan mereka.
Setelah melihat sosok berkerudung itu menghalangi
jalan mereka, pemimpin kesatria mengangkat tangannya untuk menghentikan para
kesatria.
Kesatria dibagi menjadi dua kelompok. Satu untuk
menangkap sosok berkerudung itu, dan satunya lagi untuk melanjutkan pengeja—
Whoossh! Mereka merasakan embusan angin, dan sebelum
mereka menyadarinya, orang berkerudung itu telah menarik pedangnya.
Sebuah garis panjang di tanah muncul di depan
kelompok yang akan melanjutkan pengejaran mereka.
“Siapa
kau?”
Seru salah satu kesatria.
sosok berkerudung itu melepaskan kerudungnya. Mereka
bisa melihat rambut emas yang tertiup angin, san sepasang mata hijau emerald.
Kecantikan gadis muda itu membuat sebagian besar
kesatria kehilangan kata-kata, tapi beberapa di antaranya gemetar ketakutan.
“Sihir......
C-Cepat, lepaskan sihir! Semuanya, berikan semua yang kalian punya!!”
Salah satu kesatria, gemetar ketakutan, kehilangan
kendali dan mulai menjerit.
Beberapa kesatria yang terpesona kembali sadar dan
dengan tergesa-gesa mencoba melepaskan mantra.
Tapi, jumlah mantra yang dikeluarkan jauh di bawah
harapan kesatria.
Bahkan saat itu, beberapa panah api yang dilemparkan
mengenai gadis muda itu, menyalakan daerah itu dengan kobaran api.
“Dasar
bodoh! Aku bilang semuanya, dan dengan seluruh kekuatan kalian!”
Tapi, sekutu para kesatria itu hanya membalas dengan
tatapan bingung pada teriakannya yang tidak sabar.
Ada alasannya.
Dia tentu saja seorang gadis yang sangat cantik,
hanya itu. Sebaliknya, kobaran api yang baru saja mereka lemparkan itu
berlebihan. Meskipun itu adalah bagian dari perintah, banyak kesatria merasa
menyesal untuk membunuh seorang gadis cantik.
Tak satu pun dari sekutunya bersimpati dengan
teriakan putus asa kesatria itu.
Tapi saat api padam dan asapnya hilang, para
kesatria bingung dan juga pucat.
Mereka akhirnya mengerti kenapa kesatria itu begitu
panik.
Gadis muda itu belum bergerak selangkah pun.
Pakaian gadis itu bahkan tidak hangus, dan rambut
pada kepalanya pun tidak berantakan.
Dia berdiri di sana dengan berani, seolah tidak ada
yang terjadi.
Sebagian besar dari mereka memegang status
Chevalier. Mereka bukan orang miskin, tapi tidak terlalu kaya.
Itulah kenapa tidak satu pun dari mereka pernah
melihatnya secara langsung. Kebanyakan, mereka hanya melihatnya dari gambar.
Mereka mengetahuinya. Mereka tahu dia berumur empat
belas tahun. Mereka tahu dia mempunyai rambut emas, mata emerald, dan wajah yang cantik. Mereka juga tahu bahwa dia adalah
putri ketiga Duke Mavis, salah satu bangsawan terkemuka dari Kekaisaran
Remulshil.
Mereka perlahan menyadari siapa dia.
Sang Brave—Leticia van Mavis—yang sedang berdiri di
hadapan mereka.
“Pertama-tama,
kalian semua telah melakukan kesalahan. Aku tidak akan ragu untuk membunuh
kalian semua. Jika aku ragu, aku tidak akan dapat bertahan dalam perjalananku.
Karena itulah, tidak akan ada satu pun dari kalian yang bisa meninggalkan
tempat ini hidup-hidup. Persiapkanlah diri kalian”
“Waaaaaaaaaaahhhh!”
Kali ini, semua kesatria melepaskan mantra dengan
segenap kekuatan mereka.
Dengan ledakan yang dahsyat, banyak panah api yang
menciptakan pilar api yang tinggi ke langit.
“Serang!
Serang! Serang!”
Mereka tidak
tahu lagi siapa yang berteriak. Semuanya banyak sekali yang melepaskan mantra.
Mereka memasukkan semua kekuatan mereka ke dalam
setiap mantra yang mereka lepaskan.
Akhirnya, setelah menghabiskan banyak kekuatan
sihir, terjatuh ke tanah, terengah-engah.
Semua tatapan mereka terpaku pada satu titik.
Amukan api perlahan mereda. Tiba-tiba, hembusan
angin yang kencang meniup semua asap.
Leticia muncul dari asap itu, tanpa luka bakar, atau
setitik abu pun di pakaiannya.
“Eeeek!”
“M-Monster!”
Para kesatria yang asalnya berbaris dengan rapi
menjadi kacau dan melarikan diri.
Menanggalkan kebanggaan dan reputasi mereka, para
kesatria mencoba melarikan diri ke hutan, mendorong sekutu mereka yang
disampingnya saat melarikan diri.
Tapi itu sia-sia.
“A-Apa?”
“Bagaimana
bisa kita sampai di sini?”
Mereka seharusnya melarikan diri ke hutan, tapi
kemudian mereka kembali ke tempat mereka berada sebelumnya. Mereka yang telah
melarikan diri ke arah Desa Doria juga berakhir di tempat yang sama.
“Hutan
Ilusi—Hutan adalah wilayah kami. Untuk melindunginya, aku melepaskan mantra
penghalang”
Seorang elf muncul—itu adalah Tiara Sciurus Belfa.
Satu orang yang melepaskan mantra penghalang yang
biasanya membutuhkan kekuatan sihir beberapa orang untuk bisa melakukannya.
“Tidak
mungkin! Bukannya Elf tidak akan mengganggu pertarungan manusia, ‘kan?”
“Ini
masalah diplomatik!”
“Kami
elf tidak ikut campur. Kami hanya melindungi hutan”
Suara Tiara yang tidak memihak menghentikan protes
para kesatria yang marah itu.
“A-Ah.....”
Tanpa tempat untuk melarikan diri, para kesatria
melihat Leticia. Dia melepaskan bola bercahaya merah yang tak terhitung
jumlahnya.
Dia dengan santai mengirimkan bola cahaya itu pada
mereka.
Para kesatria langsung meneriakkan mantra
penghalang. Itu adalah hasil dari latihan harian mereka. Tapi, penghalang itu
dengan cepat hancur.
Banyak kesatria terjatuh dalam teriakan kesedihan.
Hanya segelintir kesatria yang tersisa. Sebagian
besar dari mereka telah menggunakan semua kekuatan sihir mereka untuk menyerang
Leticia dari awal.
Mereka cukup terampil untuk menyadari Letica yang
mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Mereka tidak dapat menahan mantra Leticia, tapi
karena penghalang menyerap sebagian besar kekuatan, mereka hanya terhempas.
Seluruh tubuh mereka terasa sakit, dan anggota badan mereka tertekuk dengan
arah yang tidak wajar. Mereka berada diambang kematian.
Mereka telah kehilangan semua keinginan mereka untuk
bertarung.
Leticia mengeluh.
“Terima
kasih, Tiara”
“Aku
hanya melindungi hutan. Kami elf tidak ikut campur dalam pertarungan antar
manusia. Maaf, salah satunya lolos”
Tiara yang tanpa ekspresi seperti biasanya
menunjukkan ekspresi penyesalan.
“Pemimpinnya?”
“Ya”
Saat para kesatria terpesona oleh Leticia, satu
orang diam-diam mengamati situasinya.
Dia pasti bisa lolos saat penglihatan Leticia
terhalang oleh serbuan serangan api kedua.
Pada saat dia membersihkan asapnya, pria itu tidak sudah
tidak terlihat lagi.
Dia mempunyai cukup kekuatan untuk menerobos mantra
penghalang Great Sage.
“Aku
mungkin telah membiarkan musuh yang berbahaya melarikan diri”
Saat dia berpikir begitu, Leticia berbalik dan mulai
berlari ke tempat Wynn yang menunggu.
Yuusha-sama no Oshishou-sama Chapter 44 Bahasa Indonesia
4/
5
Oleh
Lumia
1 komentar:
Njirr nanggung
Reply